KEDIRI – Tim sepak bola Kota Kediri bakal melakoni laga hidup-mati dalam lanjutan Pekan Olahraga Provinsi (Porprov) Malang Raya 2025. Senin (23/6) ini, skuad besutan Wimba Sutan Fanosa akan bertarung menghadapi Kota Blitar dalam duel penentu langkah menuju babak delapan besar.
Misi Kediri jelas: hanya kemenangan yang bisa menjaga asa mereka lolos dari fase grup. Dengan dua hasil imbang tanpa gol sebelumnya melawan Tulungagung dan Kabupaten Malang, Kota Kediri kini hanya mengantongi dua poin menjadikan laga terakhir ini sebagai penentu nasib.
Meski diwarnai insiden kurang menyenangkan pada laga sebelumnya di Stadion Kahuripan Turen, semangat para pemain tetap menyala. Saat itu, bench pemain cadangan Kediri sempat menjadi sasaran lemparan batu dari oknum suporter tuan rumah. Beruntung, tindakan cepat steward berhasil meredam situasi.
Akibat insiden tersebut, Panitia Disiplin (Pandis) menjatuhkan sanksi kepada panitia pelaksana berupa denda Rp7,5 juta serta pembatasan jumlah suporter yang boleh hadir di stadion.
Sanksi PSSI

Ketua PSSI Askot Kediri, Tomi Ari Wibowo, mengakui insiden tersebut sempat mengganggu kondisi mental beberapa pemain. Namun ia memastikan, kini seluruh pemain telah bangkit dan siap bertanding.
“Pemain sempat terguncang, tapi ini bagian dari dinamika pertandingan. Sekarang mental mereka sudah kembali stabil,” ujar Tomi.
Optimisme tinggi ditunjukkan Tomi jelang laga kontra Kota Blitar. Meski pada ajang Pra Porprov sebelumnya Kediri kalah 1-2 dari lawan yang sama, kini kondisi berbeda. Pertandingan akan digelar di tempat netral, memberi keuntungan psikologis tersendiri bagi tim Kediri.
“Kalau dulu kita kalah karena mereka bermain di kandang sendiri. Sekarang netral, peluang kita lebih besar,” tegasnya.
Kemenangan akan menjadi penebus sempurna dari dua hasil imbang yang diraih sebelumnya, sekaligus kado manis untuk seluruh elemen tim yang telah berjuang keras. Dukungan penuh dari pelatih, ofisial, dan suporter menjadi energi tambahan menghadapi laga krusial ini.
jurnalis : Sigit Cahya Setyawan