KEDIRI – Tim Institut Tekhnologi Surabaya (ITS) kembali hadir bertujuan melakukan pengukuran kedalaman air sumur tercemar, di Lingkungan Kresek Kelurahan Tempurejo Kecamatan Pesantren, Sabtu (16/09).
Kehadirannya didampingi Tim Dinas Lingkungan Hidup, Kebersihan dan Pertamanan (DLHKP). Lalu apa tujuan dibalik pengukuran ini, tim diterjunkan tidak berkenan memberikan keterangan kepada jurnalis.
Ada kesan sengaja diredam kasus pencemaran air sumur berdampak pada 14 kepala keluarga. Bahwa pemeriksaan dilakukan berulang-ulang mulai dari pihak pemerintah kota dan ITS, ditambah kehadiran tim Pemerintah Propinsi.
Justru menjadi tanda tanya besar di kalangan warga setempat. Apakah ada pihak sengaja diselamatkan dibanding keselamatan warga setempat, isu kini berkembang
“Agenda hari ini ialah untuk mengukur permukaan atau kedalaman muka air tanah dan kedalaman sumur. Hasilnya kemudian dihubungkan dengan hasil geolistriknya baru nanti muncul arah aliran air,” ucap Aris, Kabid Penataan Lingkungan dan Pertamanan DLHKP Kota Kediri.
Tim ITS yang datang diketahui dipimpin bernama Hamzah, namun dia enggan memberikan keterangan atas apa yang mereka lakukan.
Hanya mengatakan, bahwa pengukuran ini tidak ada hubungannya dengan penyegelan sumur milik Sulastri.
Lebih dari dua sumur yang dicek pihak ITS. Abdullah Mubarrok selaku Ketua RT mengaku mendadak mendapatkan kabar ini.
“Belum ada komunikasi sebelumya, saya hanya menerima konfirmasi pemberitahuan melalui lurah dan itu sangat mendadak,” ucapnya.
Meski demikian dirinya Bersama warga merasa tidak keberatan adanya aktifitas pengukuran.
“Kami tidak keberatan bila merupakan proses, besar harapan kami sumur warga bisa kembali seperti semula dan semuanya bisa digunakan untuk kebutuhan hidup seperti mandi dan konsumsi sehari-hari,” ucapnya.
Jurnalis : Wildan Wahid Hasyim Editor : Nanang Priyo Basuki