KEDIRI – Sebelum purna tugas dari jabatan Wali Kota Kediri, Abdullah Abu Bakar pada Kamis (02/11) menyempatkan diri untuk mengunjungi warga Kelurahan Tempurejo Kecamatan Pesantren terdampak pencemaran bahan bakar minyak (BBM). Dalam pertemuan tersebut, turut hadir pihak Pertamina dan SPBU.
Pihak Pertamina melalui Agung Wijaya selaku Sales Branch Manajer Pertamina Wilayah Kediri, menyampaikan akan berkomunikasi lebih lanjut dengan tim ITS telah ditunjuk pemerintah kota atas penangganan masalah ini.
Mas Abu sapaan akrab Wali Kota Kediri menyampaikan hasil penelitian dari ITS menunjukkan. Bahwa terdapat hidro petroleum carbon di wilayah Lingkungan Kresek Kelurahan Tempurejo, akibat adanya kebocoran pipa milik SPBU.
“Nah jadi ada hidrokarbonnya maka itu adalah turunan dari minyak bumi. Kalau ada gumpalan di sekitaran situ berarti kan ada kebocoran disitu. Nah, hal itu diperkuat dengan adanya test pressure. Belum di tes, sudah bocor di saluran Pertamax,” jelasnya
Sempat muncul beberapa pernyataan, ternyata justru meresahkan warga setempat. Bahwa sumur terdampak akan diberi kaporit dan tawas, dengan tujuan menetralisir minyak. Namun, ketika dikonfirmasi ke pihak ITS, tindakan tersebut salah dan jauh dari prosedur yang seharusnya,
“Kemarin mereka (pihak SPBU, red) mencoba menetralkan dengan menggunakan kaporit. Nah warga tidak mau. Lalu kita tanyakan kepada ITS, ternyata bukan begitu caranya. Tidak ada hubungannya antara memberikan kaporit dengan petroleum hydrocarbon, bukan begitu caranya,” ungkap Mas Abu
Justru rekomendasi diberikan ITS kepada Pertamina dan SPBU, menyelesaikan permasalahan ini dengan memberikan bakteri pengurai minyak serta mengolah kembali air, lalu dimasukkan ke tanah lagi,
“Mereka menawarkan ada dengan menggunakan bakteri dan di pup tes, kemudian diolah di atas kemudian dikembalikan ke bawah lagi,” jelasnya
Pada kesempatan tersebut, Wali kota mempertanyakan kelangsungan pasokan air bersih kepada warga Tempurejo. Mengingat musibah ini bukan dihasilkan oleh pemerintah, akan tetapi disebabkan pihak SPBU. “Maka yang seharusnya memberikan support air bersih yakni pihak SPBU atau Pertamina,” imbuh Wali Kota.
Menanggapi hal tersebut, Kepala Dinas Lingkungan Hidup Kebersihan dan Pertamanan (DLHKP), Imam Muttakin akan berkoordinasi dengan pihak SPBU.
“Terkait dengan pemberian air bersih kepada warga kami masih akan komunikasikan dengan pihak SPBU saat ini dari DLHKP dan PDAM yang masih support sampai ada kesepakatan. Tapi sudah ada titik cerah, air diberikan PDAM akan ditagihkan ke SPBU atau dari SPBU sendiri dengan armada sendiri menyuplai air bersih,” jelas mantan Kabag Pemerintahan.
Terkait harapan wali kota, bahwa SPBU dan Pertamina agar menyelesaikan masalah ini dan memberikan komitmennya dengan usaha yang maksimal.
“Kami akan terus berkomitmen, yakni Pertamina dan SPBU di bawah bimbingan DLHKP, akan terus berkoordinasi untuk mencari jalan dan solusi yang terbaik, kami akan best effort ya” jelas Agung Wijaya, mewakili Pertamina
Jurnalis : Wildan Wahid Hasyim Editor : Nanang Priyo Basuki