KEDIRI – Audensi warga Desa Tiron Kecamatan Banyakan terdampak pembangunan Jalan Tol Kediri – Tulungagung, digelar di Ruang Rapat Komisi 1 DPRD Kabupaten Kediri, Selasa (13/06). Forum Warga Terdampak sebelumnya mengajukan surat aduan kepada wakil rakyat, dipertemukan dengan sejumlah pihak terlibat pembangunan.
Disampaikan Dodi Purwanto, Ketua DPRD Kabupaten Kediri sekaligus memimpin audensi ini. Warga setempat terdampak atas program pengadaan lahan dan pembangunan jalan tol, berharap mendapatkan ganti untung.
“Harapan kami semoga tercipta harmoni, agar tidak ada dusta diantara kita. Apa yang menjadi aspirasi masyarakat bisa direalisasikan. Tadi sudah ada kesepakatan, dalam waktu 3 hari akan memberikan data pendukung terkait harga tanah di sepanjang jalan dijadikan akses tol. Kemudian ada lembaga ditunjuk sebagai appraisal untuk menentukan besaran nilai pengganti,” ungkap Dodi Purwanto.
Diterangkan Ketua DPRD, bahwa pihaknya menerima surat aspirasi pada tanggal 2 Juni dan 9 Juni dari dua kelompok. “Kami berharap ada mediasi, kemudian kita undang seluruh stakeholder yang terlibat dalam proses pembangunan tol. Terutama dari PUPR, perwakilan DPR, Kementerian PUPR dan dari lembaga appraisal. Terkait dengan harga pada 4 zona, ini dianggap masih belum klik, Maka dari itu, Kami juga minta paparan baik dari pihak Kementerian PUPR maupun dari appraisal,” jelasnya.
Besar harapan data nanti disodorkan dari warga terdampak bisa dipertanggungjawabkan secara hukum dan sesuai dengan hati nurani. “Sebenarnya sudah ada beberapa warga yang menerima, telah ada rencana untuk dilakukan pencarian ganti rugi. Kemudian di Zona 2, ada keinginan dilakukan perubahan harga pokok. Kami hanya berharap, berapa pun uang diterima bisa dimanfaatkan dengan baik dan benar untuk kepentingan jangka panjang,” jelas Dodi Purwanto usai audensi.
Dikonfirmasi usai acara, Ali Mahfud selaku koordinator Forum Warga Terdampak menyampaikan ucapan terima kasih kepada Ketua DPRD telah mendengar dan menampung aspirasi warga. “Kaitannya penegakan hak-hak kami, yang saat ini belum kita dapatkan. Kami akan siapkan bukti-bukti untuk melakukan transaksi dalam 3 hari ini,” ucapnya.
Dia menambahkan bahwa harga yang saat ini ditawarkan berkisar di harga Rp. 28 juta hingga 32 juta. “Jika harga rata-rata di sana saat ini, antara Rp. 40 juta hingga Rp. 50 juta. Jika ada mengatakan semua sudah oke, itu tidak benar,” tegasnya.
Jurnalis : Oktavian Yogi Pratama Editor : Nanang Priyo Basuki