KEDIRI – Menamakan diri Aliansi Penambang Tradisional Kediri Raya menyuarakan aspirasi mereka, demi terwujudnya keadilan dan pemberdayaan masyarakat lokal di tengah pembangunan Proyek Strategis Nasional (PSN). Hal ini disampaiakan Tubagus Fitrajaya selaku koordinator saat menghadiri Rapat Dengar Pendapat (RDP) digelar Komisi III DPRD Kabupaten Kediri, Rabu (11/12), bertempat di ruang Graha Karya Wicaksana.
Hadir dalam acara ini perwakilan PT Lancarjaya Mandiri Abadi (LMA), PT Gudang Garam serta dinas terkait. Dikatakan Tubagus Fitrajaya, bahwa rapat hari ini menjadi langkah awal untuk mencari solusi bersama, dengan hasil belum ada titik terang atas enam tuntutan yang diajukan.
“Rapat ini sebatas forum awal. Namun, semua tuntutan masih mengambang. Karena itu, aksi kami besok tetap berjalan dengan harapan mendapatkan perhatian lebih serius,” ungkapnya.
Enam tuntutan yang disampaikan aliansi mencakup realisasi Izin Pertambangan Rakyat (IPR), penertiban armada over dimensi / over load, serta optimalisasi potensi masyarakat lokal dalam mendukung proyek PSN, baik melalui tenaga kerja maupun suplai material.
Dikonfirmasi usai RDP, perwakilan PT LMA, Bima, menyampaikan. Bahwa pihaknya telah mempekerjakan 88% tenaga kerja lokal dalam proyek pembangunan tol.
“Kami berkomitmen memberdayakan masyarakat Kediri. Namun, terkait kebijakan strategis lainnya, kami akan sampaikan terlebih dahulu ke manajemen untuk keputusan lebih lanjut,” jelas Bima.
Sementara mewakili Komisi III, Antok Prapungka Jaya, menegaskan pentingnya prioritas bagi masyarakat lokal dalam pelaksanaan proyek PSN.
“Saya sepakat bahwa masyarakat Kediri harus menjadi aktor utama, bukan sekadar penonton. DPRD akan terus mendorong agar proyek ini memberikan manfaat nyata bagi masyarakat lokal, baik melalui tenaga kerja maupun suplai material,” ujar Antok.
Meski berbagai pihak telah memberikan tanggapan, namun pihak aliansi penambang sepertinya tetap berencana melanjutkan aksi demonstrasi digelar Kamis besok. Tubagus mengaku akan menggerahkan 1.000 armada truk dan 5.000 para penambang tradisional. Dengan titik aksi diawali Kantor Pemkab Kediri, Kantor LMA dan berakhir di kantor PT. Gudang Garam Unit 1.
jurnalis : Muhamad Dastian Yusuf