KEDIRI – Keluarga besar Densus Reaksi Cepat Kerja Tuntas (RCKT) sebutan pasukan Satpol PP milik Pemerintah Kota Kediri, biasa menyapa Mbah Bogang. Dia pun sambil tertawa, enggan jelaskan kenapa mendapat sebutan nama itu sejak kecil. Meski di tengah kesibukannya bertugas, apalagi di masa pandemi,. Masih menyempatkan diri mengajarkan ilmu agama, dan terkadang terpaksa lewat daring dari telepon genggamnya.
Menduduki jabatan Komandan Regu (Danru) Satpol PP tentunya suatu kebanggaan atas kepercayaan diberikan pimpinan. Selain tidak ingin menyalahgunakan kewenangan dimiliki. Saat waktu luang disela bertugas, lelaki bernama lengkap Rohmat Santoso, tetap menjalankan tugas sebagai guru ngaji di TPQ Al – Mu’minuun. Berada di Dusun Sentul RT. 01 RW. 02 Desa Karangrejo Kecamatan Kandat
“Berawal di sekitar rumah banyak anak-anak yang selalu bawa HP, main game terus. Lalu saya coba mengajak anak-anak dengan imbalan yang mau mengaji saya belikan baju dan kitab. Akhirnya anak-anak saya belikan baju seragam,” ucapnya, saat ditemui di Mako Satpol PP, Senin (19/07).
Bekerja sebagai ASN sejak tahun 2004 dan langsung berdinas di Satpol PP, mengaku mendirikan TPQ tersebut tahun 2018. Rupanya, mengajarkan baca tulis Al – Qur’an ini telah dijalani sejak masih duduk di bangku sekolah. “Dulu saya masih STM di Nganjuk juga seperti itu. Kita ajak anak-anak tetangga sekitar untuk ngaji. Mereka saya jemput lalu bareng-bareng ke masjid belajar baca Quran,” terangnya.
Guru Ngaji Tanpa Upah
Mbah Bogang pun mengakui tidak mahir seperti layaknya guru agama, namun semua dilakukan karena prihatin dengan keadaan anak-anak sekarang, tidak pernah lepas dari HP. Lelaki kelahiran Bagor Nganjuk ini, mampu menyelesaikan pendidikan tinggi di Universitas Kadiri (UNIK) Jurusan Ilmu Tata Negara.
Jika masalah nyali jangan diragukan, sebagai pelatih Pencak Silat Setia Hati (PSHT) dan menduduki Wakil Ketua GP Ansor, juga salah satu modal saat harus berhadapan dengan beragam masalah. “Saya mendapat murid ngaji atas peranan istri, saat memergoki anak-anak mabuk. Lalu saya datangi, untuk berhenti daripada besok saya datangi atau kalian yang cari saya,” ucap suami Siti Ngarofah.
Kini seiring perjalanan waktu, dirinya bersyukur sedikitnya 70 anak aktif mengaji di TPQ, kemudian bila malam sekolah Diniyyah diikuti sedikitnya 40 anak. “Guru ngaji dibantu istri dan tiga orang tetangga, dan semua tidak ada upahnya. Bila saya shift bertugas, terpaksa melalui daring yaitu videocall. Saya cek saat ini mengaji apa? Hafalannya apa?,” ungkapnya.
Sebelum menutup wawancara, Mbah Bogang pun awalnya enggan berkomentar saat ditanya kemampuannya jinakkan ODGJ juga menyembuhkan orang yang kesurupan. “Memang beberapakali hadapi ODGJ yang ngamuk, tahun 2019 di Ngronggo malah bawa sajam. Alhamdullilah setelah saya temui, dia manut,” tuturnya.
Penulis : Kintan Kinari Astuti Editor : Nanang Priyo Basuki