KEDIRI – Komitmen Bupati Kediri Hanindhito Himawan Pramana dalam upaya pelestarian kebudayaan di Kabupaten Kediri. Pemerintah Kabupaten Kediri bekerjasama dengan Perkumpulan Ahli Epigrafi Indonesia (PAEI). Bertempat di Fave Hotel Kediri, pada Jumat (23/08), menggelar seminar nasional bertajuk Kediri ; Napak Tilas Masa.
Acara diselenggarakan selama tiga hari, akan berakhir 24 Agustus 2024. Selain seminar nasional, juga digelar kongres PAEI.
“Kita membuat kegiatan seminar nasional Kediri lintas masa tajuknya itu dan kebetulan tahun ini ada dukungan atau kolaborasi dengan PAEI,” ungkap Eko Priatno, staf bidang sejarah purbakala Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kabupaten Kediri.
Adapun untuk seminar lintas masa, mengusung tema Trilogi yakni air, tanah dan udara.
“Jadi tema tersebut seperti apa zaman dahulu, sekarang bagaimana dan masa depan bagaimana jadi konseptual, mereka juga akan menampilkan terkait dengan Kediri di zaman klasik abad ke-9 sampai 14 berdasarkan sumber data prasasti lalu abad ke 14 sampai abad ke 17 kemudian terakhir zaman kolonial,” tambahnya.
Hal tersebut, diharapkan bisa menambah literasi. Bahwa Kediri itu sebetulnya memiliki riwayat yang sangat panjang dan menjadi media pembelajaran. Kegiatan ini, diterangkannya merupakan komitmen untuk menjaga Kebudayaan Kabupaten Kediri.
Dalam Seminar tersebut ada beberapa pemateri Prof. Semiarto Aji Purwanto dari Universitas Indonesia, Drs. Ismail Lutfi, M. A dari Universitas Negeri Malang, Dr. Nor Huda Ali, M.A dari UIN Raden Mas Surakarta, dan Dr. R. Achmad Sunjayadi dari Universitas Indonesia.
“Mengapa muncul Kediri menjadi tempat kompres untuk perkumpulan ahli epigrafi Indonesia Kediri menyimpan banyak misteri masa lalu yang belum terungkap hingga saat ini namun telah memunculkan fenomena tersirat yang dijumpai dalam guratan isi prasasti-prasastinya ,” tutur Nini Susanti Ketua PAEI.
Dia juga mengungkapkan ke diri merupakan kabupaten yang toleran telah diawali sejak masa pemerintahan raja Airlangga di Kerajaan Mataram kuno sebagaimana tertulis di dalam isi prasasti-prasastinya dan penerusnya.
jurnalis : Kintan Kinari Astuti editor : Nanang Priyo Basuki