KEDIRI – Komitmen Bupati Kediri Hanindhito Himawan Pramana atau akrab disapa Mas Dhito dalam memberdayakan Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) kembali terbukti di tahun 2025. Sebanyak 5.446 pelaku UMKM di wilayah Kabupaten Kediri mendapatkan suntikan bantuan modal guna memperkuat pengembangan usaha mereka.
Plt. Kepala Dinas Koperasi dan Usaha Mikro (Kopusmik) Kabupaten Kediri, Santoso, mengungkapkan bahwa bantuan modal ini disalurkan dalam bentuk bantuan sosial kepada UMKM perseorangan. Langkah ini, kata Santoso, menjadi wujud nyata perhatian Mas Dhito terhadap para pelaku usaha kecil.
“Bantuan ini adalah bentuk keberpihakan Mas Dhito kepada para pelaku UMKM. Harapannya, mereka bisa semakin mandiri dan berkembang,” ujarnya, Rabu (11/6/2025).
Besaran bantuan yang diberikan pun bervariasi, mulai dari Rp500 ribu hingga Rp5 juta, disesuaikan dengan skala kebutuhan masing-masing usaha. Dari total jumlah UMKM penerima, tercatat 1.882 di antaranya telah menerima pencairan bantuan.
Tak hanya individu, kelompok UMKM juga mendapat dukungan dalam bentuk hibah peralatan produksi. Pada tahun ini, dari target 33 kelompok, sudah ada 3 kelompok yang menerima bantuan dengan nilai antara Rp20 juta hingga Rp50 juta.
Santoso menambahkan, penyaluran bantuan terus diupayakan setiap tahun, baik dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) maupun program Tanggung Jawab Sosial Perusahaan (CSR). Ia mencatat, lonjakan bantuan terbesar terjadi pada 2021 lalu, saat pemulihan ekonomi pasca pandemi, di mana 8.327 UMKM menerima bantuan sosial.
Sementara itu, sejak 2021 hingga 2024, bantuan kelompok melalui hibah peralatan telah direalisasikan kepada 100 kelompok UMKM.
Di bawah kepemimpinan Mas Dhito, sektor UMKM tak hanya disokong dari sisi permodalan, tetapi juga dari sisi legalitas. Pemerintah Kabupaten Kediri secara aktif memfasilitasi pengurusan Nomor Induk Berusaha (NIB), PIRT, merek dagang, sertifikasi halal, hingga izin dari Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM).
Bahkan, rumah produksi untuk mendukung legalitas produk sudah berdiri di kawasan Pare, memudahkan proses pendampingan dan pengawasan produk.
“Hingga tahun ini, tercatat 25.833 UMKM telah terdaftar. Yang terbanyak bergerak di bidang kuliner, mencapai 8.939 unit,” terang Santoso.
Tak berhenti di sana, Mas Dhito juga menekankan pentingnya inovasi kemasan produk sebagai daya tarik pasar. Untuk itu, pelaku UMKM bisa memanfaatkan fasilitas rumah kemasan secara gratis untuk mendesain packaging yang lebih menarik dan kompetitif.
Sebagai pelengkap ekosistem pendampingan, Mas Dhito sejak 2021 telah merintis Gerai Rumah Inkubasi (Garasi) UMKM. Gerai ini menjadi pusat layanan bantuan teknis, konsultasi legalitas usaha, dan berbagai pelatihan pengembangan bisnis.
“Pendampingan dilakukan rutin setiap Rabu. Lokasinya bergilir setiap minggu, mulai dari Papar, Pare, Grogol, hingga Ngadiluwih,” jelas Santoso.
Dengan pendekatan menyeluruh ini, Pemerintah Kabupaten Kediri di bawah kepemimpinan Mas Dhito terus mengokohkan UMKM sebagai tulang punggung ekonomi lokal. Program yang digulirkan bukan hanya memberikan solusi jangka pendek, tetapi juga membangun fondasi keberlanjutan bagi para pelaku usaha kecil di Bumi Panjalu. (*)