KEDIRI – Aksi demonstrasi mahasiswa ‘Aliansi Kediri Menggugat’ yang menuntut pembatalan Instruksi Presiden (Inpres) Nomor 1 Tahun 2025. Kembali digelar di depan Kantor DPRD Kabupaten Kediri, Senin (24/2). Demo ini merupakan lanjutan dari aksi Jumat lalu (21/2), di mana para mahasiswa tidak berhasil bertemu dengan anggota dewan.
Puluhan mahasiswa berkumpul sejak pukul 14.00, membawa spanduk dan poster berisi tuntutan mereka. Suasana semakin memanas ketika mahasiswa meminta seluruh peserta aksi diperbolehkan masuk ke gedung dewan. Salah satu orator menyuarakan ketidakpuasan mereka terhadap keterbatasan akses masuk ke dalam gedung.
“Mengapa kita tidak boleh masuk ke dalam? Padahal ini adalah rumah kita! Kami tidak ingin hanya diwakili, kami menghendaki semuanya masuk. Bapak-bapak yang terhormat adalah wakil kami, dan gedung ini adalah rumah rakyat,” seru salah satu mahasiswa, disambut sorakan massa.
Demo ini direspons oleh Ketua DPRD Kabupaten Kediri, Murdi Hantoro, yang turun langsung menemui mahasiswa. Ia didampingi Wakil Ketua DPRD Sentot Djamaluddin dan Ketut Gutomo, serta beberapa ketua komisi DPRD Kabupaten Kediri.
Dalam pernyataannya, Murdi mengapresiasi sikap kritis mahasiswa tetapi menyayangkan metode penyampaian yang dianggap kurang efektif.
“Saya yakin sikap kritis mereka murni, tidak ada tendensi apa pun. Mereka memperjuangkan kepentingan masyarakat, dan itu baik. Hanya saja, cara penyampaiannya kurang tepat. Jika ingin berdialog, lebih baik di dalam ruangan agar lebih fokus. Dengan cara seperti ini, mereka sulit menerima penjelasan, dan itu yang saya sayangkan,” ungkap Murdi.
Ia juga menjelaskan bahwa efisiensi anggaran yang dipermasalahkan mahasiswa merupakan kebijakan pusat, dan DPRD Kabupaten Kediri hanya menjalankan keputusan tersebut.
“Kami baru mendapat informasi bahwa hampir Rp57 triliun anggaran tidak disalurkan ke kota/kabupaten. Kami sudah mengagendakan rapat dengan Badan Anggaran dan Pemkab besok. Harapan kami, meskipun ada efisiensi, pelayanan publik tetap tidak terganggu,” lanjutnya.
Meskipun perdebatan antara mahasiswa dan perwakilan DPRD berlangsung sengit, aksi tetap berjalan tertib. Kapolres Kediri, AKBP Bimo Ariyanto, yang memimpin langsung pengamanan, turut mendampingi jalannya aksi hingga selesai.
Menariknya, hujan deras mengguyur lokasi demonstrasi saat aksi masih berlangsung. Namun, mahasiswa tetap bertahan, berorasi di bawah guyuran hujan. Begitu pula dengan aparat kepolisian di bawah komando Kapolres Kediri, AKBP Bimo Ariyanto, yang tetap berdiri menemani massa hingga aksi berakhir.
“Kami selalu membuka ruang dialog. Jika ada tuntutan tertulis yang meminta kami mengawal aspirasi ini ke pusat, kami siap. Namun, jika sejak awal mereka sudah tidak percaya kepada kami, maka percuma saja,” tutup Murdi.
Setelah sekitar dua jam berorasi di tengah hujan, dengan iringan pengucapan sumpah pemuda dan menyanyikan lagu darah juang. Massa akhirnya membubarkan diri dengan tertib.
jurnalis : Muhamad Dastian Yusuf