KEDIRI – Puluhan warga Dusun Kasihan, Desa Manyaran, Kecamatan Banyakan, Kabupaten Kediri, menggelar aksi damai pada Senin (16/06) dengan berjalan kaki menyusuri area proyek Tol Kediri–Tulungagung. Aksi ini dilakukan sebagai bentuk protes atas penutupan Jalan Teratai, jalur vital yang biasa mereka gunakan untuk menuju pusat Kota Kediri.
Dengan membawa berbagai spanduk berisi tuntutan, warga menegaskan aspirasi mereka agar akses Jalan Teratai dibuka kembali. Jika tidak memungkinkan, mereka meminta solusi konkret seperti pembangunan fly over atau terowongan (underpass) agar mobilitas warga tetap lancar dan tidak terganggu oleh proyek pembangunan.
“Hasil sementara dari mediasi, jalan ini akan dibuka kembali seperti semula sampai ada keputusan resmi dari Pemkab,” ujar Suparmin, koordinator aksi di lapangan.
Menurut Suparmin, warga keberatan jika alternatif jalan hanya diarahkan ke sisi utara tol. Pasalnya, jarak tempuh menjadi lebih jauh dan tidak efisien.
“Kalau tidak memungkinkan fly over atau underpass, minimal buatlah jalan alternatif ke arah selatan yang bisa tembus ke Wonoasri,” tambahnya.
Dampak ekonomi pun mulai dirasakan sejak akses ditutup. Warung sepi pengunjung, biaya transportasi naik, dan anak-anak harus memutar jauh untuk pergi ke sekolah. “Biasanya cukup satu liter bensin, sekarang bisa satu setengah liter. Mutarnya bisa sampai dua kilometer, padahal biasanya cuma satu setengah,” keluh Suparmin.
Sebagai bentuk protes lanjutan, warga bahkan mengancam akan menjaga lokasi proyek tol secara bergantian agar operasional tidak berjalan hingga kondisi jalan dan lingkungan kembali normal, termasuk pembersihan debu yang mengganggu.
Selain itu, warga juga mengeluhkan kebisingan dan polusi debu akibat aktivitas proyek, terutama pada malam hari. Mereka meminta jam kerja malam dibatasi maksimal hingga pukul 22.00 demi kenyamanan lingkungan, terutama bagi warga yang sedang sakit.
Aksi tersebut langsung ditanggapi oleh Bima, humas PT Hastari, kontraktor pelaksana proyek, yang datang bersama jajaran Polres Kediri Kota dan Kepala Desa Manyaran, Budiharjo. Bima memastikan bahwa akses Jalan Teratai akan kembali dibuka secara penuh sembari menunggu keputusan dari pihak berwenang.
“Soal jalan yang ingin dikembalikan seperti semula dan dibersihkan, akan kami lakukan bertahap. Namun keputusan akhir tetap berada di tangan dinas terkait,” ungkap Bima.
Sementara itu, Kades Manyaran, Budiharjo, berharap polemik ini segera tuntas dan warga tidak merasa dirugikan akibat proyek.
“Harapan kami dusun ini semakin maju dengan adanya tol, bukan malah sengsara,” tegasnya.
jurnalis : Sigit Cahya Setyawan