MASJID – Pihak berwenang di Arab Saudi menyatakan mendukung kebijakan pembatasan volume pengeras suara di masjid-masjid di negara itu. Kementerian Urusan Islam Saudi mengumumkan pekan lalu semua pengeras suara harus disetel hanya sepertiga dari volume maksimum.
Menteri Urusan Islam Abdullatif al-Sheikh mengatakan tindakan itu sebagai tanggapan atas keluhan dari masyarakat. Namun langkah itu memicu berbagai reaksi di media sosial. Tagar yang menyerukan agar musik keras dilarang di restoran-restoran maupun kafe mulai menjadi trending.
Sheikh mengatakan keluhan itu di antaranya dilayangkan oleh para orang tua yang mengaku bahwa pengeras suara dari masjid itu mengganggu tidur anak-anak. Berbicara dalam video yang ditayangkan oleh televisi pemerintah, Sheikh mengatakan bahwa mereka yang ingin salat tidak perlu menunggu panggilan azan. Dia menyebut orang-orang yang mengkritik kebijakan itu melalui online sebagai “musuh kerajaan” dan mengeklaim mereka “ingin menggerakkan opini publik”.
Peraturan pembatasan volume pengeras suara masjid ini muncul ketika Putra Mahkota Mohammed bin Salman melanjutkan upaya guna membuat Arab Saudi lebih liberal dan mengurangi peran agama dalam kehidupan publik. Kebijakan pembatasan sosial telah dilonggarkan, seperti diakhirinya larangan pengemudi bagi kaum perempuan. Tapi sang putra mahkota juga menindak kebebasan berekspresi di negara itu. Ribuan kritikus telah ditangkap dan dipenjarakan.
Tempat Ibadah Dibuka Dalam Pengawasan Ketat
Sementara itu, beberapa situs paling penting di dunia Islam telah dibuka kembali dua bulan setelah pandemi virus corona memaksa situs-situs itu ditutup. Pembukaan ini memungkinkan para jamaah masuk ke dalamnya dengan aturan ketat.
Ratusan orang Muslim masuk ke Masjid Al-Aqsa di Kota Tua Yerusalem, situs tersuci ketiga bagi umat Islam, untuk salat subuh pada hari Minggu. Beberapa orang meneriakkan “Allah Akbar”, sementara lainnya mencium lantai saat kerumunan orang memasuki kompleks suci itu. Di dalam masjid, tindakan pencegahan dilakukan guna mengurangi risiko penyebaran virus Covid-19.
Para jamaah diperiksa suhu tubuhnya, berdiri berjauhan satu sama lain, dan diminta mengenakan masker dan membawa sajadah sendiri. “Setelah mereka membuka masjid, saya merasa bisa bernafas kembali. Alhamdulillah,” kata Umm Hisham, seorang warga Yerusalem, terlihat emosional tatkala memasuki masjid. (dum)