KEDIRI – DPRD Kota Kediri menggelar rapat khusus, Selasa (15/10) terkait sejumlah persoalan di internal wakil rakyat.
Dipimpin Soedjono Teguh Widjaya selaku wakil ketua dewan, dihadiri 18 anggota dewan. Yang mencolok dari pembahasan hingga berita ini diturunkan masih berlangsung, terdapat dua permasalahan dibahas.
Pertama terkait kehadiran Ketua DPRD Firdaus bersama anggota Fraksi PAN menemui Pj. Wali Kota Kediri, Zanariah di ruang kerjanya, kemarin.
Masalah utama, bahwa hingga sekarang belum terbentuknya Alat Kelengkapan Dewan (AKD). Disampaikan Soedjoko Adi Poerwanto, Fraksi PDI Perjuangan akan melakukan mosi tidak percaya kepada ketua dan pimpinan bila tidak terbentuk dalam Minggu ini.
“Ini lembaga dewan bukan lembaga politik, harusnya tidak boleh dewan datang ke pemkot mengatasnamakan pimpinan dewan. Kenapa tidak dihadirkan saja pihak pemkot, malah didatangi,” ucapnya.
PDI Perjuangan dan Gerindra Mosi Tidak Percaya

Bahkan Joko Koreng demikian sapaan akrabnya, bakal frontal jika hak dan kewajiban wakil rakyat tidak segera diatur dalam peraturan tata tertib (tatib) .
Ayub Wahyu Hidayatullah dari PKS menambahkan bahwa apa dilakukan ketua, menurutnya melanggar etika.
“Itu tidak patut, anggota dewan tidak bisa mengambil keputusan sendiri, Bahwa apa yang dilakukan ketua DPRD tidak benar. Seharusnya fokus secepatnya membentuk AKD,” ungkapnya
Pernyataan tegas disampaikan Sriana, dari Partai Gerindra. Selain meminta AKD dibahas besok, juga mengusulkan agar Ketua Dewan diadukan ke Polres Kediri Kota.
“Kita minta pembahasan AKD dilakukan besok. Bila perlu Ibu Ido (ketua dewan, red) jika perlu dilaporkan kepada polisi. Kita sudah bersabar, wakil ketua juga diremehkan. Kita ke polisi bersifat aduan. Disinyalir Bu Ido sengaja mengulur ngulur waktu agar APBD tidak ada pembehasan dan kemudian di tahun depan menggunakan APBD 2024,” jelasnya.
Setelah PDI Perjuangan, Partai Gerindra ditegaskan Katino juga menyampaikan Mosi Tidak Percaya kepada ketua dewan.
“Jangan cuma mikirkan partainya sendiri. Ini menyangkut warga Kota Kediri,” tegasnya.
editor : Nanang Priyo Basuki