KEDIRI – Proses normalisasi sumur warga di Lingkungan Kresek Kelurahan Tempurejo Kecamatan Pesantren dimulai hari ini (17/11). Total 5 sumur telah dituangkan cairan kimia Dipersi akibat dampak pencemaran kebocoran pipa bahan bakar dari SPBU. Fungsinya untuk menguraikan minyak menjadi ukuran yang lebih kecil
Dijelaskan Niam selaku staff Pengendalian Pencemaran Kerusakan Lingkungan dari Dinas Lingkungan Hidup Kebersihan dan Pertamanan (DLHKP) Kota Kediri. Proses ini masih cukup panjang, kurang lebih dibutuhkan waktu tiga bulan agar air sumur warga bisa aman digunakan.
Selain itu, nantinya sumur akan kembali dikuras ketika proses penelitian dan pemantauan hasil penuangan cairan kimia selesai.
“Dalam proses normalisasi ini tidak hanya dimasukkan cairan kemudian dibiarkan saja akan tetapi ada proses pengurasan juga,” jelas Niam
DHLKP bersama Institut Tekhnologi Surabaya (ITS) berpesan kepada warga, agar selama proses penguraian. Agar tidak mempergunakan air sumur yang masih dalam proses normalisasi untuk kebutuhan sehari hari.
“Ya kami sarankan untuk warga tidak memakai air di sumur yang sudah dalam proses normalisasi” teragnya
Selama proses normalisasi ini, sejumlah warga setempat meminta penambahan jumlah tendon air bersih. Tujuannya agar dapat menampung air yang akan digunakan untuk kebutuhan mencuci dan kebutuhan rumah tangga lainnya.
“Mungkin kalau airnya ini tidak boleh dipakai, nanti saya mau mengajukan pinjaman tandon lagi, karena saat ini tandon airnya kurang,” terang Tri Purwani, warga setempat. Menanggapi permintaan warga ini, pihak DLH menyampaikan menampung permintaan warga dan akan diteruskan kepada pimpinan.
Jurnalis : Wildan Wahid Hasyim Editor : Nanang Priyo Basuki