KEDIRI – Di tengah gemuruh zaman, sebuah cahaya harapan kembali menyala dari sudut Jawa Timur. SMAN 5 Taruna Brawijaya, sekolah yang berdiri megah di Kota Kediri, kembali mencatatkan prestasi membanggakan. Tahun ini, tak kurang dari 15 taruna lulusan sekolah tersebut dinyatakan lolos seleksi masuk Universitas Pertahanan Republik Indonesia (Unhan) 2025.
Sebuah pencapaian yang tak hanya mencengangkan, namun juga mengukuhkan nama SMAN 5 sebagai kawah candradimuka para calon pemimpin negeri.
Di balik prestasi itu, berdirilah sosok pemimpin tangguh, Eko Agus Suwandi, kepala sekolah yang sejak satu dekade silam memimpin institusi ini dengan hati dan visi. Lahir di Pati, Jawa Tengah, Eko menapaki dunia pendidikan sejak menyelesaikan kuliahnya di IKIP Surabaya (kini Unesa) pada 1996.
Sebagai penerima beasiswa ikatan dinas, ia mengabdi sebagai guru Sosiologi di SMAN 1 Kediri sebelum akhirnya menapaki berbagai jenjang birokrasi pendidikan dari kepala sekolah, pengawas, hingga menakhodai SMAN 5 sejak 2013.
Transformasi besar dimulai sejak 2019, saat sekolah ini resmi beralih menjadi SMAN 5 Taruna Brawijaya. Dengan semangat baru, sistem asrama, dan visi kuat: “Terwujudnya kader pemimpin bangsa yang berkarakter mulia, cerdas, unggul, dan berintegritas tinggi”.
Sekolah ini mulai membina generasi dengan kurikulum ganda. Kurikulum Merdeka yang inovatif dan Kurikulum Bela Negara yang patriotik.
Setiap langkah siswa di sini telah diarahkan sejak awal. Eko menjelaskan bahwa para taruna dikelompokkan berdasarkan minat dan jalur masa depan: Klaster A untuk TNI-Polri, Klaster B untuk Universitas Pertahanan, Klaster C untuk sekolah kedinasan lainnya, dan Klaster D untuk Perguruan Tinggi Negeri.
“Pendekatan ini membuat setiap anak mendapat pembinaan yang tepat sasaran, mulai dari fisik hingga akademik,” ungkapnya.
Suasana keseharian di sekolah pun diwarnai oleh ritme disiplin yang seimbang. Dengan 14 personel militer aktif dari guru militer, pelatih jasmani, hingga pelatih drumband. Siswa dibina dalam rutinitas yang terukur selama 24 jam. Bukan hanya belajar, mereka juga hidup dalam sistem yang melatih kemandirian, disiplin, dan jiwa kepemimpinan.
Seleksi masuk pun tak sembarangan. Setiap tahun, hanya sekitar 270 siswa terbaik yang diterima dari ribuan pendaftar. Setelah resmi menjadi taruna, mereka menjalani masa “basis” selama tiga bulan penuh tantangan, tanpa gawai, tanpa komunikasi luar, hanya fokus membentuk karakter dan mental baja.
Hasilnya pun nyata. Tak hanya diterima di sekolah kedinasan dan akademi militer, para taruna SMAN 5 juga terus mengukir prestasi di berbagai ajang. Tahun ini, mereka menyabet Juara Umum dalam SMA Taruna Creative Camp 2025, ajang bergengsi antar taruna se-Jawa Timur.
Di tengah gempuran zaman digital dan tantangan generasi muda, SMAN 5 Taruna Brawijaya hadir sebagai pelita. Membuktikan bahwa pendidikan yang menanamkan nilai luhur, disiplin, dan cinta tanah air masih menjadi jembatan emas menuju masa depan bangsa yang gemilang.
jurnalis : Anisa Fadila