KEDIRI – Pasca kejadian satu warga binaan meninggal dunia akibat dikeroyok, Kepala Lembaha Pemasyarakatan (Kalapas) Kelas IIA Kediri, Asih Widodo secara khusus menggelar jumpa pers, Senin (31/10). Dihadapan para jurnalis, dia menjelaskan tragedi ini, termasuk memindahkan 4 orang warga binaan di Lapas Blitar diduga sebagai provokator.
“Kejadiannya sabtu sebelum Apel, jika di Lapas ada serah terima pagi dan siang sekira pukul 13.00 wib. Sebenarnya itu hanya perselisihan yang sebetulnya permasalahan dua narapidana ini saling ejek. Korban Miftahul Rohman ini punya sedikit permasalahan dengan salah satu, Bayu Oka,” ungkap Asih Widodo.
Kemudian terjadi perkelahian di dalam kamar dan tidak diketahui petugas serta tidak terpantau CCTV. “Ketika memasukkan warga binaan karena akan ada apel, baru terlihat salah satu warga binaan tergeletak. Petugas segera membawa ke rumah sakit, lalu dirujuk ke RS Bhayangkara,” jelas Kalapas.
Mendapatkan perawatan medis sekira 2 jam, kemudian korban dinyatakan meninggal dunia. “Langsung kami mengambil alih untuk keamanan secara menyeluruh. Diduga ada 3 orang terlibat perkelahian, Bagus, Hendro dan Sigit. Kemudian diasingkan dan ditempatkan khusus,” terangnya.
Terkait jenasah Miftahul Rohman, diterangkan Asih Widodo, diserahkan kepada pihak keluarga pada Sabtu sekira pukul 17.00wib untuk langsung dimakamkan. “Kita betul-betul mengecam peristiwa tersebut, makanya kita melaporkan bersama keluarga ke Polres. Dari keterangan tim medis, korban mengalami wajah memar,” jelasnya.
Pihaknya juga pada Minggu kemarin telah memindahkan sejumlah orang karena dianggap memancing warga binaan lainnya. “Ada sejumlah provokator lalu kita pindahkan ke Blitar pasca peristiwa itu. Kita juga melakukan pendekatan ke sejumlah teman dekat korban. Hari Minggu kembali normal dan memang kita tetap berhati-hati,” terang Asih.
Perlu diketahui, jumlah penghuni di Lapas Kediri mencapai 800 orang lebuh. “Dimana satu blok dijaga dua orang dan kita tidak bisa menjaga satu kamar satu petugas. Saya selalu wanti-wanti kepada seluruh petugas tidak ada pemukulan atau diskriminasi di Lapas Kediri. Padahal sebelumnya pagi hari kita usai acara pengajian bersama MUI Kota Kediri,” kata Kalapas.
Jurnalis : Kintan Kinari Astuti Editor : Nanang Priyo BasukiBagikan Berita :









