KEDIRI – Upaya hukum untuk melawan penetapan tersangka dalam kasus korupsi dana hibah KONI Kota Kediri mulai memanas. Kuasa hukum Dian Ariyani, mantan Bendahara KONI yang kini menjadi salah satu tersangka, resmi mengajukan gugatan praperadilan ke Pengadilan Negeri Kota Kediri.
Gugatan ini, menurut kuasa hukum Dian, Andika Putra Pratama, bertujuan untuk menguji legalitas proses penetapan status tersangka oleh penyidik Kejaksaan Negeri (Kejari) Kota Kediri.
“Kami menduga adanya pelanggaran hukum acara dan prosedur penyidikan yang tidak sesuai aturan,” tegas Andika saat dikonfirmasi, Minggu (1/6).
Proses praperadilan kini telah memasuki babak penting. Dua sidang telah digelar, dan sesuai jadwal, sidang lanjutan pada Senin besok akan mendengarkan keterangan dari dua saksi yang diajukan tim kuasa hukum—masing-masing seorang saksi fakta dan seorang ahli hukum pidana.
Langkah hukum ini menyoroti titik krusial dalam penanganan kasus korupsi dana hibah KONI tahun anggaran 2023. Dian Ariyani ditetapkan sebagai tersangka bersama mantan Ketua KONI dan Wakil Bendahara setelah muncul dugaan penyelewengan dana hibah yang seharusnya diperuntukkan bagi kegiatan olahraga.
Gugatan praperadilan ini sekaligus menjadi cerminan dari betapa pentingnya transparansi dan akuntabilitas dalam proses penegakan hukum, terutama ketika menyangkut nama baik dan hak seseorang di tengah sorotan publik.
jurnalis : Kintan Kinari Astuti
