Malam Final Liga Champions UEFA 2025 menjadi bukti bahwa semangat sepak bola di Kediri tetap menyala, apapun hasil pertandingannya. Bagi para pecinta bola, kebersamaan dan atmosfer nobar tetap jadi bagian tak terpisahkan dari setiap momen besar di dunia si kulit bundar.
KEDIRI – Final Liga Champions UEFA 2025 menjadi malam yang tak terlupakan bagi Paris Saint-Germain (PSG), yang sukses meraih gelar juara perdana mereka dengan kemenangan telak 5-0 atas Inter Milan. Euforia kemenangan ini tak hanya terasa di Paris, tapi juga menggema hingga ke Kediri, di mana sejumlah tempat mengadakan acara nonton bareng (nobar).
Salah satu titik keramaian ada di Warkop Abah Kopi 3, yang berlokasi di Jalan Sunan Ampel, Kelurahan Rejomulyo. Suasana di warung kopi itu jauh lebih meriah dari biasanya. Sorakan khas suporter bola terdengar sepanjang pertandingan, menciptakan atmosfer seru di tengah malam.
Meski begitu, dominasi penuh PSG di lapangan membuat pertandingan terasa kurang menegangkan bagi sebagian penonton. Minimnya perlawanan dari Inter Milan membuat beberapa orang merasa antiklimaks.
Sina, pengelola Warkop Abah, menjelaskan alasan mengapa warungnya rutin menggelar nobar untuk laga-laga besar.
“Kebanyakan orang Indonesia, terutama di Kediri, itu penggila bola. Di sini kami selalu adakan nobar saat ada event besar, seperti Liga Inggris, Liga Italia, Liga Champions, atau laga timnas. Selain bisa menambah pemasukan, nobar juga lebih seru dan menghadirkan sensasi yang beda dibanding nonton sendiri di rumah,” ungkapnya.
Hasan, salah satu pendukung PSG, tak bisa menyembunyikan rasa senangnya atas kemenangan tim kesayangannya.
“Luar biasa puas! Menang 5-0, habis-habisan. Tapi kalau Inter sempat kasih perlawanan, mungkin lebih menegangkan. Tapi tetap puas banget!” katanya dengan antusias.
Sementara itu, Fajrul, suporter setia Inter Milan, mengaku kecewa dengan hasil tersebut, meskipun puas dengan suasana nobar di Abah Kopi.
“Nonton di sini sih enak, tempatnya luas dan nyaman. Tapi lihat tim sendiri kebobolan 5 gol tanpa balas, rasanya ya… campur aduk. Sakit sih,” tuturnya sambil tersenyum pahit.
jurnalis : Rohmat Irvan Afandi