KEDIRI – Kasus pemukulan terhadap empat siswa dilakukan oknum guru SMK Muhammadiyah 2 Kota Kediri, mendapat sorotan dari Ketua Relawan Kesehatan Jawa Timur, Bagus Romadhon. Usai mendampingi pertemuan antara pihak perwakilan sekolah dan keluarga siswa berakhir dengan surat pernyataan.
Dia menegaskan kejadian seperti ini, semoga tidak terulang kembali untuk semua sekolah di Jawa Timur. Bahwa tugas guru adalah mendidik, dan cara lain lebih bijak daripada harus melakukan pemukulan terhadap anak didik.
Setelah dua hari berturut-turut pihak orang tua mendatangi sekolah, akhirnya oknum guru inisial D datang didampingi pihak sekolah. Salah satu didatangi rumah Zaky Dwi Saputra, berada di Kelurahan Ngronggo Kecamatan Kota Kediri.
Lalu bagaimana kronologi pemukulan? “Setelah Salat Dhuhur saya tidak mendengar bel masuk, karena saya berada di kantin yang lokasinya agak jauh dari sekolah sehingga tidak terdengar. Karena gerah saya naik ke lantai 2 untuk cari angin. Namun saat turun berpapasan dengan bu guru dan langsung dipukul tiga kali di kepala depan, samping dan kepala belakang tanpa sepatah kata apapun,” ucap Zaky kemarin
“Saat saya kembali ke bengkel dengan 3 teman saya, pelaku datang kembali untuk memberitahu segera masuk di ruang BK untuk membuat surat pernyataan. Namun, kedatangan tersebut disertai pemukulan kembali ke kepala belakang saya satu kali.” Jelasnya.
Sehari setelah kejadian korban tidak masuk sekolah karena mengaku pusing. “Sekarang keadaan masih pusing. Kemarin kepala bagian kanan sampai membekas merah namun sekarang sudah hilang,” ujarnya.
Terkait hal ini, Wahyu Warastriyo, selaku Kepala SMK Muhammadiyah 2 menyampaikan permintaan maaf. “Nanti guru tersebut akan saya bina dalam artian saya kontrol untuk tidak mengulangi perbuatan nya lagi. Nanti kalau Zaky kenapa-kenapa nanti langsung hubungannya ke saya. Nanti kita akan buatkan pernyataan bermaterai agar tidak mengulangi perbuatannya lagi.” Ucapnya.
Jurnalis : Sigit Cahya Setiawan Editor : Nanang Priyo Basuki