KEDIRI – Dengan wajah cukup emosi, Satirin mantan pejabat di lingkungan Pemerintah Kabupaten Kediri angkat bicara terkait dugaan kecurangan pada pengisian perangkat desa. Bahwa indikasi direkayasa sebenarnya telah dirasakan saat anaknya, Gesit Nanda Satyauka ikut ujian sebagai calon sekretaris desa. Ditemui usai melihat pengumuman di Balai Desa Gempolan Kecamatan Gurah, Satirin menunjukkan bahwa anaknya berada di urutan ketiga dari empat peserta yang mendaftar.
“Sebelum mendaftar, saya sudah menemui Camat Gurah, Pak Kaleb. Kemudian menemui Pak Syaiful Mustofa selaku Kepala Desa Gempolan,” ucapnya, Selasa (07/12). Jawaban dari Camat Gurah dapat dipahami, harus memenuhi persyaratan dan mengikuti tahapan ujian. “Ya saya jelas paham, dulu pernah menjabat Kepala DPMPD kan otomatis awak e dewe mbah e lurah. Namun jawaban dari Kades Gempolan membuatnya kaget. Ini sudah ditata dan sebaiknya ikut ujian tahun 2024,” ucapnya.
Hal ini pun disampaikan kepada anaknya agar mengurungkan niatnya. Namun yang terjadi malah semangat ingin membuktikan. “Alasannya karena Bupati sekarang beda dengan bupati sebelumnya. Bahkan Mas Dhito telah membentuk satgas khusus untuk mengawasi pengisian perangkat ini. Meski pun lolos dan dilantik, bila kemudian hari ada indikasi rekayasa selain dicopot juga menjadi kasus pidana,” terangnya.
Rupanya apa dikatakan Kades Gempolan terbukti, menduduki urutan pertama ini dikatakan Satirin bernama M Faris Rudi Ramadlani. Tidak lain merupakan anak kandung kades. Begitu juga untuk jabatan lain sesuai hasil pengumuman, untuk jabatan kepala dusun dan kaur juga diisi oleh saudara dari kepala desa. “Walhasil tidak jadi, lha wong kene mbah e lurah,” tegas Satirin. Dia meminta Satgas Khusus untuk terjun terkait KKN dan dugaan kecurangan ini.
Menyikapi hal ini, Kepala DPMPD Sampurno, menyampaikan bahwa pihaknya siap menerima aduan dari masyarakat. Bahwa aduan tersebut bisa disampaikan melalui aplikasi Halo Masbup atau disampaikan langsung ke ruang kerjanya. “Barang kali ada informasi kecurangan kami membuka posko pengaduan. Pengaduan bisa ke Halo Masbup atau datang langsung kepada kami. Kami justru bersyukur bila teman-teman media turut mengawasi proses pengisian ini,” terang Sampurno di ruang kerjanya..