BERLIN – Pandemi Covid19 juga berdampak pada kesibukan transportasi laut yang otomatis menjadi berkurang, salah satunya terjadi di Norwegia. Kondisi tersebut mengakibatkan kebisingan di dalam laut mereda. Ini jadi berkah tersendiri bagi berbagai hewan laut, salah satunya Ikan Paus.
Wisata melihat Paus sering kali ditawarkan di lautan Andenes, Norwegia sebelum pandemi COVID-19 datang. Satu kapal biasanya mengangkut 50 wisatawan, dan semuanya ingin mengamati mamalia laut tersebut. Kendati demikian, hewan mamalia raksasa itu kian hari semakin jarang terlihat. Mereka bersembunyi. Bagi mereka, laut mungkin semakin bising.
Kapten kapal Wal Safari, Geir Maan, memaparkan bahwa polusi suara menyebar di dalam air dengan cara berbeda daripada di daratan, dan Paus bisa menangkap kebisingan ini dengan jelas. “Sebagian besar jenis paus bisa menangkap suara, walaupun dari jarak jauh. Oleh sebab itu kami juga harus menyetir kapal dengan hati-hati, agar tidak terlalu berisik,” kata Geir Maan seperti dikutip dari DW Indonesia, Senin (31/5/2021).
Ia menambahkan, mereka bahkan memasang baling-baling khusus pada kapal. Tak jauh dari Lofoten, dasar lautan tiba-tiba menurun curam. Padahal sebenarnya lokasi demikian adalah habitat yang sangat disukai paus. Tapi lalu lintas kapal semakin bertambah, bukan hanya di sini, melainkan juga di seluruh dunia.
Kapal penangkap ikan, kapal pesiar, kapal pengangkut barang, bahkan kapal selam, jumlahnya bertambah. Semua ini membuat tingkah laku alamiah mamalia laut itu berubah secara dramatis. Kapten kapal itu mengutarakan bahwa jika di lautan banyak pergerakan, paus menjadi tambah stres. Yang jadi masalah besar biasanya adalah kapal nelayan karena jumlahnya banyak. “Kadang bertabrakan dengan paus. Terutama di musim dingin, saat masih gelap,” tutur Geir Maan. (dum)