KEDIRI — Di balik tembok kokoh nan megah SMAN 1 Kediri, kini kembali berdiri sosok yang telah menjadi bagian dari denyut sejarahnya. Arif Syah Putra, M.Pd., bukan nama asing bagi keluarga besar sekolah legendaris ini. Mulai 2 Juni 2025, ia resmi mengemban amanah sebagai Pelaksana Tugas (Plt) Kepala Sekolah, menggantikan pemimpin sebelumnya yang tengah menepi sejenak demi pemulihan kesehatan.
Bukan tanpa alasan Arif kembali dipercaya menakhodai SMAN 1 Kediri. Ia adalah putra intelektual sekolah ini—mantan guru Fisika, mantan Wakil Kepala Sekolah Bidang Kurikulum selama tujuh tahun, dan kini pulang sebagai pemimpin. Tak ubahnya anak panah yang kembali ke busurnya, Arif hadir membawa visi, dedikasi, dan rekam jejak panjang di dunia pendidikan.
“Saya hanya menjalankan amanah. Ini adalah bagian dari tanggung jawab moral dan profesional,” ujarnya merendah.
Kini, selain memimpin SMAN 1 Mojo sebagai kepala sekolah definitif, ia juga membagi waktu dan tenaganya demi kemajuan SMAN 1 Kediri.
Perjalanan Arif bukan kisah yang tiba-tiba hadir. Ia memulai dari Teknik Mesin di SMKN 3 Jombang, sebelum akhirnya berlabuh ke dunia pendidikan atas dorongan orang tua. Lulus dari Unesa tahun 2004, ia memulai karier mengajarnya pada 2005. Setelah singgah sejenak di SMAN 3 Kediri, ia menetap di SMAN 1 Kediri sejak 2006.
Dedikasi dan integritasnya membawanya menerima beasiswa S2 ganda di Unesa dan Burapha University, Thailand—mewakili semangat guru yang terus belajar dan berkembang.
Tak sekadar memimpin, Arif datang membawa semangat pembaruan. Ia menekankan pentingnya pembinaan siswa yang holistik, berorientasi pada pemetaan potensi individu, serta relevan dengan Kurikulum Merdeka.
“Setiap anak punya cara belajar berbeda. Kita wajib memfasilitasi agar mereka tumbuh sesuai jalur terbaiknya,” ungkapnya.
Dan memang, SMAN 1 Kediri tak berhenti menorehkan prestasi. Deretan trofi menjadi bukti nyata: Juara 1 Lomba Esai Nasional LINGFEST 3.0, Juara 1 Civic Law Scientific Fair, hingga dominasi di O2SN dan FLS2N. Tak hanya akademik, kreativitas pun dijaga lewat karya-karya monolog, musik tradisional, hingga film pendek.
Semua ini lahir bukan dari kebetulan. Ada pola, ada pembinaan, ada ketekunan. Dalam event seperti O2SN, misalnya, sekolah bahkan menghadirkan pelatih eksternal—sebuah wujud komitmen untuk memberikan yang terbaik bagi siswa.
Dengan semboyan yang bergema lantang: “Mulia, Jaya, Jaya, Jaya”, SMAN 1 Kediri tak sekadar mendidik, tapi mencetak generasi tangguh, berkarakter, dan siap bersaing di level nasional bahkan global.
“Sekolah ini telah mencetak alumni hebat, banyak yang berkarya hingga tingkat internasional. Saya berharap SMAN 1 Kediri terus menjadi pilar pendidikan unggul yang kokoh, mandiri, dan relevan dengan zaman,” pungkas Arif, penuh keyakinan.
Di tangan seorang pendidik sejati yang pulang ke tanah perjuangannya, SMAN 1 Kediri melangkah dengan nyala baru. Bukan sekadar mempertahankan kejayaan, tapi menulis babak baru dalam lembar sejarahnya—lebih terang, lebih tinggi, lebih bermakna.
jurnalis : Anisa Fadila