KEDIRI – Bahwa Kota Kediri merupakan salah satu contoh daerah di Indonesia yang menjunjung pluralisme. Diantara keberagaman suku, budaya hingga agama namun masyarakatnya mampu hidup berdampingan dan serta menghargai perbedaan.
Salah satu penguatan ini, diwujudkan Subdenpom V/2-2 Kediri mendirikan Musala Ass Salam berdampingan dengan Gereja Merah. Sebutan Gereja Protestan di Indonesia bagian Barat (GPIB) Immanuel, berada di Jalan KDP. Slamet Kota Kediri. Hanya tersekat tembok itupun tinggi tidak lebih dari 1,5 meter, dengan markas Polisi Militer di sebelah utaranya.
“Telah menjadi tugas dan kewajiban kami, sebagai prajurit TNI menegakkan kedaulatan negara, mempertahankan keutuhan wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia yang berdasar Pancasila dan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945,” ungkap Abah Mustofa, sapaan akrab Kapten Cpm. Mustofa. A, Komandan Subdenpom V/2-2 Kediri, ditemui usai Salat Ashar.
Musala untuk Umum
Menjadikan dirinya bersama anggota bangga, bahwa tujuan baiknya mendapatkan respon positif dari pimpinan. “Musala ini diresmikan oleh Bapak Komandan Puspomad Letjen TNI Chandra W. Sukotjo, M.Sc. pada 15 September lalu. Selanjutnya prasasti ditandatangani oleh beliau, dipasang oleh Komandan Denpom V/ 2 Mojokerto, Letkol Cpm Dahnial Hendra L., S.H sekaligus melakukan kunjungan kerja,” terangnya.
Tentunya, kini kian menambah keindahan pemandangan selain bangunan berasitektur Eropa peninggalan Pemerintah Hindia Belanda. Ketika matahari mulai terbenam, terlihat beberapa anak muda, mengabadikan dengan camera DSLR dan telepon genggam.
“Hijau biru merupakan warna khas korps kami. Bila kemudian dianggap menjadikan pemandangan kian indah, semua atas seijin Alloh Swt,” terang Dansubdenpom.
Abah Mustofa pun berpesan, bahwa tempat ibadah ini terbuka untuk umum. Keberadaan musala ini, juga membuktikan bahwa TNI ingin selalu berada di tengah masyarakat.
Editor : Nanang Priyo Basuki