KEDIRI – Pasca sekolah lapangan digelar Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian (DKPP) Kota Kediri yang mulai terlaksana pada 7 September 2021 lalu. Kelompok tani di Kelurahan Blabak, Selasa pagi, (2/11). Menuai hasil sekolah lapangan dengan memanen Brambang jenis Tajuk yang telah mereka tanam.
Panen ini dilakukan di lahan milik salah satu anggota kelompok tani Harapan Pagut, Kelurahan Blabak Kecamatan Pesantren. Dengan bergotong royong mereka menuai hasil belajar budidaya tanaman jenis holtikultura ini. Zaenal, merupakan salah satu petani menyatakan bahwa pihaknya mengaku mendapatkan ilmu dan pengalaman yang baru.
“Alhamdulillah, saya dan konco-konco petani lain mendapatkan ilmu yang bermanfaat tentang budidaya Brambang ini dari penyuluh pertanian lapangan dengan hasil panen yang cukup bagus, namun kita masih perlu belajar lebih banyak lagi, terutama dalam menyikapi hama dan penyakit tanaman brambang ini,” terangnya saat dijumpai dilokasi lahan.
Sementara itu, Nanik, koordinator penyuluh pertanian Kecamatan Pesantren mengatakan bahwa salah satu misi kegiatan ini adalah mengampanyekan penggunaan pupuk organik, agensi hayati, dan pestisida nabati.
“Budidaya brambang ini kami menggunakan pupuk Bokashi yaitu jenis pupuk organik yang dihasilkan dari fermentasi bahan-bahan organik seperti sekam, serbuk gergajian, jerami, kotoran hewan dan tambahan mikroorganisme berupa trichoderma dan Plant-growth promoting rhizobacteria (PGPR) ,” terangnya. Terbukti, hasil tanaman bawang lebih segar dan minim zat-zat kimia yang jika berlebihan tidak hanya berbahaya untuk dikonsumsi, tapi juga untuk keberlangsungan lingkungan dan keseimbangan ekosistem.
Nanik juga menambahkan bahwa dilihat dari hasil panen, memang masih ada hal-hal yang perlu ditingkatkan terutama pengendalian hama. “Kendalanya ada pada cuaca dan beberapa hama yang muncul, meski demikian hasil panen ini cukup memuaskan, dari lahan seluas 0,1 hektare berhasil meraih hasil ubinan panen total sedikitnya 16,12 ton per-hektar untuk brambang basah dan 9,672 ton per-hektar brambang kering,” ungkap Nanik.
Mohammad Ridwan, Kepala DKPP Kota Kediri menyatakan bahwa para petani ini sebelumnya telah mendapatkan bimbingan teknis budidaya bawang merah dari awal hingga akhir yang kemudian dipraktekkan langsung di lahan milik anggota kelompok tani lainnya.
“Sebelumnya para petani tersebut mendapatkan penyuluhan dengan metode Demonstration Plot (Demplot) yaitu penyuluhan percontohan secara langsung pada obyek yang akan ditanami,” terang Ridwan. Selain itu, pihaknya juga mengatakan bahwa upaya ini merupakan salah satu cara guna mendukung pemulihan ekonomi masyarakat di Kota Kediri.
“Budidaya tanaman holtikultura ini jika di garap dengan baik hasilnya luar biasa, beda seperti tebu yang panennya memakan waktu yang cukup lama, tanaman holtikultura seperti bawang merah ini memerlukan waktu yang relatif lebih singkat, disamping itu juga komoditasnya banyak dibutuhkan sebagai bahan masakan,” pungkasnya.