KEDIRI – Selang seminggu atas viralnya video durasi singkat di Taman Sekartaji Kota Kediri. Diduga dilakukan sepasang anak bawah umur masih berstatus pelajar, bertindak mesum.
Suasana pada Senin dini hari terlihat masih ada sejumlah pasangan berada di sana. Kurangnya pengawasan yang ketat, seharusnya menjadi bahan evaluasi semua pihak.
Apalagi diketahui keberadaan taman, tidak jauh dari Mako Satpol PP, Sub Denpom V /2-2 Kediri dan Mako Polres Kediri Kota.
Dikonfirmasi pasca viralnya video tersebut diunggah di salah satu akun media sosial. Kepala Dinas Lingkungan Hidup Kebersihan dan Pertamanan (DLHKP), Imam Muttakin dan Kepala Satpol PP Samsul Bahri angkat bicara.
Diterangkan Imam Muttakin, bahwa pihaknya tidak bisa melakukan pengawasan selama 24 jam. Namun pihaknya selama ini sudah menempatkan petugas sebanyak 3 shif, pagi hingga malam dan ditambah satu petugas jaga malam.
“Kita tidak bisa mengawasi 24 jam setiap penjuru taman, tapi kita sudah tempatkan 3 shift pagi siang malam. Yang malam kita hanya terbatas tutup jam 9. Setelah itu ada 1 security,” jelasnya.
Pengawasan lainnya, berupa pemasangan camera CCTV di sejumlah titik. “Sudah tempatkan cctv di beberapa titik. Ada 4-5 titik kita tempatkan di Sekartaji. Untuk mengantisipasi hal tersebut. Tapi ya itu mereka masih sering kucing kucingan,” terangnya.
Dia pun membenarkan, sebenarnya pihaknya telah beberapa kali mengingatkan adanya pasangan seperti itu.
“Kita peringatkan bahkan sampai kita beri surat pernyataan tidak mengulangi lagi,” tegas Imam.
Ditambahkan Kepala DLHKP, patut disayangkan jika taman dibangun sebagus itu kemudian disalahgunakan. Rata-rata kerap tertangkap CCTV atau petugas, kebanyakan pelajar dan mahasiswa.
Sementara pihak Satpol PP akan menerapkan patroli lebih ketat terutama malam hari. Dijelaskan Samsul Bahri, dirinya telah memerintahkan seluruh petugas untuk melakukan patroli dengan durasi lebih lama.
“Artinya patroli, tempat tersebut kita cek sekitar satu jam. Namun kita tidak menjaga tempat tersebut. Namun kita patroli seluruh tempat potensi rawan,” jelasnya.
jurnalis : Sigit Cahya Setiawan editor : Nanang Priyo Basuki