KEDIRI – Suasana pengesahan warga baru Persaudaraan Setia Hati Terate (PSHT) di Sempu Exotic Park, Desa Sempu, Kecamatan Ngancar, Kabupaten Kediri, sempat memanas ketika Timsus Lembusuro Polres Kediri mengamankan ratusan anggota dari salah satu perguruan silat. Penangkapan dilakukan dini hari Minggu (28/6) sekitar pukul 01.00 WIB, karena diduga akan terjadi aksi kriminal yang mengganggu ketertiban acara yang diikuti sekitar 1.450 warga baru PSHT tersebut.
Operasi pengamanan yang dipimpin langsung oleh Kapolres Kediri, AKBP Bimo Ariyanto, menyisir dua wilayah rawan di Kecamatan Wates dan Kecamatan Kunjang. Hasilnya, ratusan orang berhasil diamankan bersama sejumlah barang bukti yang mencurigakan.
Diantaranya ratusan batu disembunyikan di bawah jok sepeda motor, Dua buah ruyung (pentungan dari kayu), pistol air berisi cairan cabai, puluhan motor yang pelat nomornya ditutupi lakban, kaos dan jaket dengan tulisan provokatif dan pakaian sakral yang disembunyikan di motor.
Anggota perguruan yang tertangkap langsung digiring ke Mapolres Kediri untuk menjalani pembinaan. Menariknya, proses pembinaan dilakukan secara terbuka di lapangan apel, disaksikan langsung oleh orang tua dan perangkat desa masing-masing.
Tak sedikit momen haru yang terjadi, terutama saat para pelajar SMP dan SMA yang terlibat dipertemukan dengan orang tua mereka. Banyak dari mereka yang menangis dan menyesali perbuatannya, bahkan berjanji tidak akan mengulanginya lagi.
Kapolres Kediri, AKBP Bimo Ariyanto, menegaskan bahwa pihaknya akan bertindak tegas terhadap siapapun yang mencoba mengacaukan ketertiban masyarakat. Menurutnya, pencak silat seharusnya menjadi media membentuk karakter dan disiplin, bukan justru memicu konflik.
“Pencak silat adalah warisan budaya. Jangan dijadikan alasan untuk bertindak anarkis. Kami tidak akan ragu menindak siapapun yang mengganggu keamanan,” tegas AKBP Bimo.
Senada dengan itu, Wakapolres Kompol Hari Kurniawan menyampaikan keprihatinannya atas banyaknya anak usia sekolah yang terlibat. Ia menekankan pentingnya pendekatan edukatif selain penegakan hukum.
“Ini bukan hanya soal penindakan. Kami ingin menyelamatkan generasi muda dari pengaruh negatif. Orang tua harus lebih peduli dan aktif mengawasi aktivitas anak-anak mereka,” ujarnya.
Kegiatan ini diharapkan menjadi peringatan bagi semua pihak agar semangat persaudaraan dalam dunia silat tetap dijaga dengan damai, tanpa kekerasan ataupun provokasi yang bisa merugikan masyarakat luas.
jurnalis : Riza Husna Silfiyya