KEDIRI – Bacaini Talk Show (BTS) bertajuk Prodamas Lanjut atau Tidak, digelar di salah satu cafe di Kota Kediri, Jumat (04/11). Hadir H. Ashari, Ketua DPC Demokrat Kota Kediri dan Agung Pribadi, Ketua RT. 03 RW. 03 Kelurahan Lirboyo Kecamatan Mojoroto Kota Kediri.
Sementara Wali Kota Kediri Abdullah Abu Bakar, selaku penggagas Program Pemberdayaan Masyarakat (Prodamas) diharapkan hadir. Namun disampaikan Hari Tri Wasono selaku moderator berhalangan hadir.
Disinggung terkait Prodamas Plus, program kini berjalan dan bakal selesai Tahun 2024. Ashari yang juga anggota DPRD Kota Kediri menyampaikan. Bahwa dirinya bersama tim badan anggaran legeslatif kini berencana membentuk tim Panitia Khusus (Pansus).
“Kami sudah bicara dengan teman-teman badan anggaran terkait anggaran 147 miliar untuk dilakukan pengalihan,” jelasnya.
Begitu juga disampaikan Agung Pribadi, periode sebelumnya menjabat Ketua Forum RT RW se-Kota Kediri. Pensiunan ASN Pemerintah Kota Kediri menyampaikan bahwa ada beberapa hal perlu diperhatikan. Terkait tata ruang wilayah dan lebih fokus pada program UMKM.
“Fungsi pemerintah saat ini harus mampu menopang dengan UMKM. Banyak aset milik pemerintah, seharusnya bisa dijadikan sentra UMKM. Saya berharap wali kota mendatang, harus berani mewujudkan sentra pada satu titik,” ucap Agung Pribadi.
Dia juga mencontohkan bangunan Balai Kota Kediri sebenarnya sudah tidak layak, dan seharusnya memiliki bangunan baru kemudian tersentral pelayanan umum.
Ditanya apakah Prodamas akan dilanjut? Pak Raden sapaan akrab Ashari, menjelaskan jika dirinya pernah bertemu wali kota di ruang kerjanya. Dia pun menyampaikan terkait Prodamas, sebaiknya kegiatan ini dikumpulkan di tingkat kelurahan.
“Agar lebih terbuka dan bisa dipertanggungjawabkan kegiatannya. Bagaimana program ini menjadi lebih tampak, makanya anggarannya dikumpulkan di tingkat kelurahan,” jelasnya.
Pada forum tersebut, Pak Raden menyampaikan baru kali ada diskusi terbuka terkait Prodamas. “Saya lebih suka open diskusi, agar mengetahui siapa pelaksana anggaran. Lalu siapa yang mempertanggungjawabkan. Bila kepala daerah tidak ada kabarnya maju caleg, sementara kita tahu semua wakil kepala daerah tidak ada (belum terisi, red). Lalu siapa bakal dikorbankan? Masyarakat,” ungkap Pak Raden, juga terlibat dalam tim Pansus Pengisian Jabatan Wawali Kota Kediri.
Saat mendapat pertanyaan bahwa Partai Demokrat bakal menjadi ‘setan’ dalam pemerintahan kota? Secara tegas, Pak Raden menyampaikan setan itu perlu namun kita semua jangan menjadi setan.
“Bahwa kepala daerah seakan-akan datang secara tiba-tiba. Makanya kami dari Partai Demokrat tengah melakukan kajian dan mempersiapkan roadmaps Kota Kediri untuk 5 tahun ke depan. Jadi kami telah mempersiapkan calon walikota mendatang untuk menghadapi tantangan kepala daerah makin besar,” jelasnya.
Sebelum ditutup, Agung Pribadi menyampaikan bahwa dengan Prodamas, seakan-akan masyarakat telah dinina-bobokan. Jawaban atas pertanyaan bahwa program ini seharusnya tidak berlaku sama di semua RT di Kota Kediri.
“Masyarakat kelas menengah ke atas tidak perlu diperhatikan. Sebenarnya mereka sudah berdaya namun bila tidak diberi bantuan, mereka marah. Harusnya dengan Prodamas itu membangun mindset memberi namun jangan mau menerima. Kenapa Indonesia sebenarnya begitu kaya namun kenapa masih ada masyarakatnya miskin,” ucapnya.
Editor : Nanang Priyo Basuki