KEDIRI – Atasnamakan Forum Masyarakat Peduli Perlindungan Perempuan dan Anak, perwakilan LSM di Kediri, pada Senin (28/11) menggelar aksi. Tuntutan mereka usut tuntas kasus gagal ginjal akut pada anak dengan melakukan penangkapan terhadap tersangka serta kepada oknum dianggap lalai menjalankan tugas. Saat orasi di depan Kantor PT. AFI Farma, massa menyampaikan kekesalannya karena mendapati pabrik farmasi ini masih beroperasi dan meminta pihak Kepolisian bersikap tegas.
Dalam orasinya, Khoirul Anam mewakili perwakilan massa mempertanyakan kinerja Polri dianggap tidak tegas terhadap kasus pada AFI Farma. “Ini ada apa? Bila di-policeline, semua dalam kuasa Kepolisian. Maka tidak boleh ada satupun orang yang beroperasi di situ. Tadi dikatakan AFI Farma tutup, namun karyawan masih bekerja, mesin masih hidup, ini saya lihat dengan mata kepala sendiri,” ucapnya dalam orasi.
Massa mendesak Polri bersikap tegas terhadap pabrik berada di Jalan Mauni Kecamatan Pesantren Kota Kediri ini. “Mohon maaf, ini ada permainan apalagi? Kami kuatirkan menghilangkan barang bukti. Yang di-police line, hanya drum-drum jumlahnya tidak lebih dari 50 di pojokkan sana. Kita siap bertarung habis-habisan terkait kasus ini. Jadi bukan soal Aming Junaedi harus ditangkap, jadi pabrik ini jika ditutup ya tutup,” tegasnya.
Kasus Afi Farma Ditangani Bareskrim

Ketua Komisi C DPRD Kota Kediri, Sunarsiwi Ganik Pramana turut menerima perwakilan aksi di gedung wakil rakyat, memberikan apresiasi atas perjuangan mereka dalam bidang kesehatan dan penegakkan hukum. “Kami sambut baik aksi digelar tadi,” ungkap Bunda Ganik, sapaan akrab politisi senior PDI Perjuangan ini. Namun dia mengaku kaget, saat mendapat kabar jika PT. Afi Farma disinyalir masih beroperasi.
Terkait masih kasus Afi Farma, Kapolres Kediri Kota AKBP Wahyudi melalui Kasat Reskrim AKP Tomy Prambana menyampaikan. “Bahwa penangganan kasus ini langsung oleh Bareskrim,” jelasnya. Diketahui bersama bahwa pabrik ini didatangi Bareskrim Mabes Polri diduga telah memproduksi obat sirup yang mengandung etilen glikol (EG) berlebihan.
Editor : Nanang Priyo BasukiBagikan Berita :









