KEDIRI – Ketua Lembaga Masyarakat Desa Hutan (LMDH) Budidaya Puncu, Eko Cahyono, akhirnya memberikan tanggapan terkait aksi warga Desa Satak yang berlangsung di Balai Desa Satak, Kecamatan Puncu, Selasa (19/11). Aksi tersebut menuntut pergantian pengurus LMDH.
Pada berita sebelumnya, aksi yang diikuti ratusan warga Desa Satak itu berhasil membuahkan hasil.
Kepala Desa Satak, Lina Wati, didampingi Camat Puncu Firman Tappa dan perwakilan warga, menandatangani surat pernyataan pencopotan Eko Cahyono dari jabatan Ketua LMDH Budidaya. Aksi ini berjalan damai tanpa insiden fisik.
Dikonfirmasi di rumahnya, Kamis (21/11), Eko Cahyono menyatakan bahwa proses pergantian pengurus LMDH harus tetap mengacu pada Anggaran Dasar Rumah Tangga (AD/ART).
“Kami menghormati aspirasi warga, namun sesuai AD/ART kami, perubahan kepengurusan hanya dapat dilakukan melalui musyawarah luar biasa yang disetujui 2/3 dari jumlah anggota. Jadi, segala proses reorganisasi harus dilakukan berdasarkan prosedur yang sudah ditetapkan,” kata Eko.
Eko juga menyayangkan beredarnya informasi yang menurutnya tidak akurat terkait aksi tersebut.
“Yang hadir kemarin itu tidak semuanya anggota kami. Bahkan, ada yang dimintai tanda tangan tanpa tahu tujuan sebenarnya. Beberapa berita yang beredar juga memicu kebingungan, seperti kabar bahwa anggota yang tidak ikut aksi tidak akan mendapatkan lahan. Itu sangat disayangkan,” tambahnya.
Terkait langkah ke depan, Eko menyatakan kesiapannya mengadakan musyawarah luar biasa jika ada permintaan resmi dari 2/3 anggota LMDH Budidaya.
“Kami ini lembaga independen yang berbadan hukum dengan SK Kemenkumham. Jika anggota mengajukan permintaan tertulis melalui Pokja ke dewan pengurus, kami siap menyikapi. Namun, hal tersebut harus sesuai aturan yang ada, bukan berdasarkan tekanan pihak luar,” tegasnya.
Eko juga menekankan bahwa keputusan apa pun harus didasarkan pada hak anggota yang sah.
“Permintaan warga secara umum tidak dapat kami proses. Kami hanya merespons aspirasi dari anggota LMDH Budidaya, bukan warga Satak secara keseluruhan,” pungkasnya.
jurnalis : Faustav Imaniarta Wijaya editor : Nanang Priyo Basuki