KEDIRI – Tragedi pengeroyokan yang menewaskan pelajar SMA di Kabupaten Kediri, semakin menguatkan fakta mengerikan adanya gerombolan pemuda bersenjata tajam kerap berseliweran di jalan. Dari pengakuan Hendra Reza Hendika (18), salah satu dari korban selamat. Merupakan Pelajar SMAN 1 Pare, tinggal di Jalan Sampean Dusun Cangkring Desa Pelem Kecamatan Pare Kabupaten Kediri.
Mengungkapkan bahwa, dia bersama kedua temannya sempat menjadikan korban pengejaran cukup menegangkan sebelum akhirnya terjatuh dan menjadi sasaran kekerasan brutal pada Senin dini hari. Bermula sepulang mencari sahur di kawasan Simpang Lima Gumul (SLG), tepatnya di Jalan Raya Pamenang. Dia mengaku berpapasan dengan sekitar 15 orang, beberapa di antaranya membawa senjata tajam dan balok kayu.
“Saya lihat mereka bawa sajam, terus ada yang teriak-teriak sambil mengangkat senjata. Saya langsung gas motor lebih cepat karena takut,” ucap Hendra, saat ditemui di rumahnya, terlihat masih menahan atas luka di beberapa bagian tubuhnya.
Namun, situasi semakin mencekam saat mereka menyadari bahwa kelompok tersebut justru berbalik arah dan mulai mengejar.
“Saya berhenti sebentar di sekitar SMK 1 Ngasem buat nunggu teman saya yang motor satunya di belakang. Tapi pas saya lihat lagi, ternyata yang datang malah orang dari gerombolan itu. Saya langsung gas lagi, tapi mereka tetap ngejar,” tambahnya.
Kejar-kejaran berlanjut hingga perempatan Desa Tanjung Kecamatan Pagu, di daerah persawahan yang sepi. Hendra mengatakan, ia dan teman-temannya terjatuh setelah motornya ambruk diduga ditendang dengan kaki oleh salah satu pelaku yang mengendarai motor jenis matic.
“Saya terakhir sadar waktu motor saya didorong, kemudian jatuh lalu tidak ingat apa-apa. Pas bangun, saya sudah dikelilingi warga. Teman saya, Rayyan sudah tidak sadar dan berdarah banyak dari kepala. Zaki juga luka-luka, tapi dia sempat sembunyi di kebun cabai warga,” terangnya.
Atas kejadian ini, Rayyan memiliki nama lengkap Putra Hidris Rayyan berusia 17 tahun, pelajar warga Jalan Glagah Desa Tulungrejo Kecamatan Pare. Akhirnya meninggal dunia atas luka parah di kepala.
Sementara itu, Zaki Amani (17), teman satu angkatan Rayyan di SMAN 1 Pare yang tinggal tak jauh dari Rumah Hendra. Meski keadaan selamat ini namun mengalami patah tulang tangan kanan.
“Dari tiga anak yang dikejar, adik saya yang paling banyak sadarnya. Setelah jatuh, dia sempat tiarap di kebun cabai milik warga selama 15 menit sampai situasi aman. Baru setelah itu dia menuju ke kerumunan warga dan dibawa ke rumah sakit,” ujar Fauzi, kakak kandung Zaki menambahkan.
Saat ini, Zaki telah menjalani operasi dan masih dalam tahap pemulihan. Pihak keluarga berharap polisi bisa segera menangkap para pelaku.
Dari kejadian ini, drg. Taufik Tria Santoso selaku ayah Zaki, meminta aparat kepolisian untuk menindaklanjuti kasus ini dengan serius. Ia juga mengungkap bahwa ada informasi mengenai seorang pemuda yang tertangkap membawa senjata tajam di daerah Gurah, pada awal bulan Ramadan sebelum insiden pengeroyokan terjadi.
“Minggu-minggu lalu terdengar ada yang diamankan di Gurah bawa sajam. Ya semoga pelaku cepat ketemu. Kami minta tolong juga bantuan media untuk mengangkat kasus ini,” ujar drg. Taufik.
Hingga kini, pihak Polres Kediri melalui Kanit PPA menyatakan masih melakukan penyelidikan untuk mmeburu para pelaku belum diketahui identitasnya.
jurnalis : Muhamad Dastian Yusuf