KEDIRI – Pemerintah Kota Kediri mulai menata Pedagang Kaki Lima (PKL) di sepanjang Jalan Hayam Wuruk. Untuk mengurai kemacetan serta mengantisipasi lonjakan pedagang musiman menjelang bulan Ramadhan, Rabu (26/02).
Saat dilakukan penataan, melibatkan pasukan gabungan dari Satlantas Polres Kediri Kota dan Satpol PP. Mengarahkan pedagang untuk menaikkan rombong ke trotoar, sehingga bahu jalan tetap bisa digunakan secara optimal oleh kendaraan.
Kepala Dinas Perdagangan dan Perindustrian (Disperdagin) Kota Kediri, Wahyu Kusuma Wardhani, menjelaskan. Bahwa langkah ini merupakan kebijakan sementara karena adanya pedagang musiman yang bertambah menjelang Ramadhan.
“Kita sepakat untuk menata selama space-nya masih muat, agar tidak terjadi perebutan tempat. Namun, kami harap pedagang musiman ini tidak menjadi reguler setelah Ramadhan,” terangnya.
Lebih lanjut, ia menjelaskan bahwa setiap ruas jalan memiliki karakteristik yang berbeda, sehingga kebijakan penataan juga harus disesuaikan.
“Untuk Jalan Hayam Wuruk, kita cari win-win solution karena lalu lintasnya cukup padat. Jadi, sementara pedagang diminta menaikkan rombong ke trotoar. Tapi kebijakan ini belum tentu bisa diterapkan di jalan lain,” katanya.
Pemkot Kediri juga belum menetapkan aturan zonasi jam operasional untuk Jalan Hayam Wuruk, seperti yang sudah diterapkan di Jalan Brawijaya dan Dhoho. Disperdagin bersama Satpol-PP akan terus melakukan pemantauan dan pendekatan persuasif kepada pedagang yang belum menaikkan rombong mereka ke trotoar.
Sementara itu, Ketua Paguyuban PKL Hayam Wuruk, Umar Sudiono, menyatakan bahwa para pedagang menerima kebijakan pemerintah selama mereka masih diperbolehkan berjualan di lokasi tersebut.
“Ada 42 pedagang yang sudah terdata, sedangkan pedagang musiman sekitar 20-an. Jika tidak ada space, mereka bisa dipindah ke Taman Brantas,” ujarnya.
Umar juga mengakui bahwa sebagian PKL mengalami kendala karena ukuran rombong yang cukup besar, sehingga sulit dinaikkan ke trotoar. “Tapi yang terpenting, kami masih bisa berjualan di Hayam Wuruk,” tambahnya.
jurnalis : Sigit Cahya Setyawan