KEDIRI – Gelombang protes kembali mengguncang halaman depan Kantor BRI Cabang Kediri, Selasa (10/6/2025). Puluhan demonstran dari Aliansi Masyarakat Indonesia Bersatu kembali turun ke jalan, menyuarakan keresahan masyarakat terkait dugaan kuat adanya sindikat penyalahgunaan Kredit Usaha Rakyat (KUR) di tubuh bank milik negara tersebut.
Aksi ini menjadi jilid kedua setelah sebelumnya massa melakukan demo serupa pada 27 Mei lalu. Kali ini, mereka membawa bukti dan laporan tambahan yang mengarah pada indikasi penipuan sistematis yang merugikan rakyat kecil.
“Kami mencium aroma busuk permainan KUR di internal BRI. Bukan cuma Unit Pesantren yang sudah kami laporkan ke kejaksaan, sekarang muncul lagi dugaan serupa di BRI Unit Hayam Wuruk,” tegas Revi Pandega, salah satu orator aksi.
Dengan suara lantang, Koordinator Aksi Tomi Ari Wibowo menyampaikan bahwa mereka tidak akan mundur sebelum BRI memberikan jawaban dan tanggung jawab atas kasus-kasus yang dilaporkan oleh masyarakat. Menurutnya, ada kejanggalan luar biasa dalam penyaluran KUR yang mengarah pada praktik mafia keuangan.
“Skema KUR di sini kacau balau! Bayangkan, orang dengan gangguan jiwa bisa dapat KUR, sementara banyak pelaku UMKM yang benar-benar butuh justru tidak tersentuh. Ini bukan sekadar salah sasaran, tapi sudah mengarah ke kejahatan terstruktur,” ungkap Tomi.
Lebih jauh, ia mengungkapkan modus licik yang diduga digunakan untuk mengelabui warga. Berkedok program bantuan sosial (bansos) atau dana Jasmas dari anggota legislatif, sejumlah warga dijanjikan uang Rp4 juta. Namun, beberapa bulan berselang, mereka justru menerima tagihan KUR hingga puluhan juta rupiah.
“Korban dijanjikan bantuan, uangnya cair Rp4 juta, tapi tahu-tahu ditagih utang Rp50 juta. Ini jelas penipuan yang terstruktur dan mengkhianati semangat program pemerintah untuk membantu rakyat,” ujarnya dengan nada geram.
Ironisnya, Tomi mengungkap ada warga yang kini harus hidup dalam pelarian karena diteror pihak bank untuk melunasi utang yang tidak pernah ia ajukan. Nasabah tersebut mengaku sama sekali tidak mengajukan pinjaman, namun namanya muncul sebagai penerima KUR.
“Ini bukan hanya soal salah prosedur, tapi sudah masuk ranah kriminal. Uang negara dibobol, rakyat dijadikan korban. Kami tidak akan diam,” tegas Tomi.
Aliansi Masyarakat Indonesia Bersatu memastikan mereka akan terus mengawal kasus ini, menggalang dukungan, dan mendesak penegak hukum untuk mengusut tuntas dugaan sindikat yang mencoreng program KUR.
Hingga berita ini diturunkan, pihak BRI Cabang Kediri belum memberikan tanggapan resmi atas tudingan serius yang disampaikan para demonstran.
jurnalis : Sigit Cahya Setyawan