KEDIRI – Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) RATU kembali turun ke jalan untuk menyuarakan dugaan praktik mafia perbankan yang menyeret nama oknum petinggi Bank Rakyat Indonesia (BRI). Setelah sebelumnya menggelar aksi di Kantor Cabang BRI Kediri, kali ini mereka menggelar unjuk rasa damai di depan Kantor Cabang Pembantu (KCP) BRI Pare, Kabupaten Kediri, Rabu (04/06).
Ketua LSM RATU, Saiful Iskak, menyebut aksi ini bukan sekadar penyampaian aspirasi, tetapi bentuk desakan agar BRI transparan dan bertanggung jawab atas dugaan pelanggaran yang terjadi. Menurutnya, kehadiran mereka tidak dihargai dengan layak, karena pimpinan cabang tidak muncul dan hanya mengutus staf.
“Kami datang membawa tuntutan, bukan hanya uneg-uneg. Tapi justru kepala cabang tidak hadir, malah mengutus staf yang tak punya kapasitas menjawab. Ini jelas bentuk pelecehan terhadap fungsi kontrol sosial,” tegas Saiful.
LSM RATU menerima sejumlah laporan masyarakat terkait dugaan pergantian jaminan berupa Sertifikat Hak Milik (SHM) tanpa sepengetahuan atau persetujuan pemilik sah. Bahkan, menurut Saiful, salah satu korban sempat mendapat intimidasi dari oknum BRI dan diancam rumahnya akan disita.
“Dari laporan yang masuk, ada korban yang rugi hingga ratusan juta. Jika diakumulasi, total kerugian dari berbagai kasus serupa sudah lebih dari Rp300 juta,” ungkapnya.
Saiful menegaskan, pihaknya akan terus mengawal kasus ini hingga tuntas. Ia mendesak BRI KCP Pare untuk terbuka kepada publik dan meminta aparat penegak hukum segera bertindak mengusut tuntas dugaan pidana tersebut.
Sementara itu, Agung Srianto, perwakilan dari pihak BRI Pare yang menemui massa aksi, enggan memberikan keterangan kepada wartawan. Ia berdalih tidak memiliki kewenangan untuk menyampaikan pernyataan resmi kepada media.
Aksi lanjutan direncanakan akan digelar pada Selasa pekan depan sebagai bentuk tekanan lanjutan kepada BRI agar segera membuka tabir dugaan mafia perbankan yang mencoreng citra lembaga keuangan milik negara itu.
jurnalis : Riza Husna Silfiyya