KEDIRI — Semarak budaya dan lautan manusia tumpah ruah menyambut Tahun Baru Islam 1 Muharram 1447 H dalam Kirab Budaya “Mapag Wiyosan Warsa Enggal” yang digelar Pemerintah Kota Kediri, Kamis (26/6). Jalan-jalan utama kota berubah menjadi panggung rakyat, tempat harmoni tradisi dan syukur bersatu dalam iringan gamelan dan kendang yang menggema sejak pagi hari.
Dari Masjid Agung hingga Balai Kota Kediri, ratusan peserta kirab dari 46 kelurahan berjalan penuh khidmat dan semangat. Mereka mengenakan busana adat, memanggul tumpeng hasil bumi, serta membawa aneka kesenian tradisional seperti jaranan, reog, dan alunan gamelan—seolah membawa pesan damai dan doa yang merambat ke langit.
Wali Kota Kediri, Vinanda Prameswati, menyampaikan bahwa kirab ini bukan sekadar seremoni tahunan, melainkan nafas pelestarian budaya yang sejalan dengan arah pengembangan pariwisata kota.
“Melestarikan budaya lewat perayaan 1 Muharram adalah langkah penting. Semoga acara ini menggugah wisatawan untuk mengenal lebih dalam ragam budaya Kediri,” ujarnya.
Vinanda juga menekankan filosofi tumpeng sebagai simbol gotong royong.
“Tumpeng-tumpeng ini bukan sekadar makanan—ia lambang kerja sama, rasa syukur, dan kebersamaan warga dari tiap kelurahan. Semua hasil bumi yang disajikan adalah wujud cinta masyarakat kepada tanah yang mereka pijak,” tambahnya.
Sejak pukul 07.00 WIB, peserta telah bersiap. Rute kirab pun mengalir melewati Jalan Panglima Sudirman, Dhoho, hingga Basuki Rahmad. Di sepanjang jalan, antusiasme warga luar biasa. Anak-anak kecil hingga sesepuh desa turut larut dalam pesta budaya yang membawa kedamaian batin.
Setiawan, salah satu peserta dari Kelurahan Gayam, membawa rombongan jaranan lengkap dengan 16 penari.
“Kami ingin mempersembahkan yang terbaik. Alhamdulillah, kami bahagia bisa menyambut tahun baru Islam dengan penuh sukacita. Semoga Kota Kediri makin aman, nyaman, dan rezeki warganya melimpah,” ucapnya penuh harap.
Kirab ini juga dihadiri oleh tokoh-tokoh penting daerah, termasuk Wakil Wali Kota KH. Qowimuddin Thoha bersama istri Hj. Faiqoh Azizah Muhammad, Sekda Bagus Alit, serta jajaran kepala OPD. Semuanya bersatu dalam semangat baru, menyongsong tahun yang lebih baik dengan hati yang bersih dan jiwa yang penuh harapan.
Bukan sekadar perayaan, Kirab Budaya Mapag Wiyosan Warsa Enggal telah menjadi wajah kebudayaan Kediri yang damai, hangat, dan menyatukan. Sebuah kisah yang tak hanya layak dikenang, tetapi juga dirayakan bersama.
jurnalis : Neha Hasna Maknuna