KEDIRI – Sebanyak 30 barista dari 13 kabupaten dan kota se-wilayah eks-Karesidenan Kediri dan Madiun unjuk gigi dalam ajang “Cita Rasa Lokal yang Mendunia”, yang digelar di Balai Kota Kediri pada Sabtu (21/06). Lomba ini menjadi bagian dari rangkaian acara Karya Kreatif Mataraman (KKM) 2025 yang diprakarsai oleh Kantor Perwakilan Bank Indonesia Kediri.
Para peserta berasal dari berbagai penjuru Mataraman mulai dari Kediri, Blitar, Tulungagung, Trenggalek, Nganjuk, Pacitan, Madiun, hingga Ngawi dan memboyong produk kopi unggulan khas daerah masing-masing yang mencerminkan kekayaan rasa dan karakter lokal.
Kepala KPwBI Kediri, Yayat Cadarajat, menyebut bahwa kegiatan ini menunjukkan betapa beragamnya potensi kopi dari wilayah Mataraman.
“Ada yang menampilkan fermentasi buah, teknik manual brew yang inovatif, hingga racikan rempah khas lokal. Ini bukan sekadar lomba, tapi panggung untuk menampilkan identitas dan cita rasa Mataraman ke dunia,” ujarnya.
Lomba ini tidak hanya menjadi arena adu kreativitas dan teknik penyajian kopi, tetapi juga sarana evaluasi dan pembelajaran untuk meningkatkan daya saing di kancah global. Bahkan beberapa peserta berasal dari kalangan pelajar, menandakan tumbuhnya regenerasi di industri kopi lokal.
Dalam sambutannya, Wakil Wali Kota Kediri, Qowimuddin Thoha, menekankan bahwa kopi adalah lebih dari sekadar minuman; ia adalah cerminan budaya, identitas, dan semangat bangsa.
“Hari ini kita tidak hanya menguji rasa, tapi juga merayakan semangat inovasi dan keberanian untuk menembus batas global. Kopi membawa cerita, nilai, dan harapan dari desa hingga ke dunia,” tuturnya.
Ia menambahkan, Pemerintah Kota Kediri secara konsisten mendorong sektor ekonomi kreatif melalui program unggulan Produktif, Kreatif, dan Inovatif. Salah satu fokusnya adalah penguatan UMKM kopi agar menjadi sumber kesejahteraan dan kebanggaan masyarakat.
Ajang ini dinilai oleh para pakar kopi nasional dan internasional seperti Wisnu Aji merupakan juara Indonesia Coffee Roasting Championship 2022), Andi Darmawan merupakan peneliti kopi dari Puslitkoka Jember, serta praktisi industri kopi Titik Rahmawati. Selain sebagai juri, mereka juga turut menjadi pemateri dalam sesi talkshow yang berlangsung paralel.
“Bukan semata tentang siapa yang juara, tapi bagaimana peserta bisa menerima umpan balik konstruktif untuk tumbuh dan siap menghadapi pasar ekspor,” pungkas Yayat.
Dengan dukungan dari lima gunung penghasil kopi berkualitas tinggi, yaitu Wilis, Kelud, Arjuno, Lawu, dan Limau, berada di wilayah Mataraman dinilai sangat potensial menjadi salah satu pusat kopi unggulan Indonesia yang siap mendunia.
jurnalis : Neha Hasna Maknuna