KEDIRI – Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Kediri menggeluarkan rilis terkait kinerja Industri Jasa Keuangan di wilayah kerja OJK Kediri posisi Januari 2024 tumbuh stabil dengan menunjukkan kinerja positif didukung oleh likuiditas yang memadai dan permodalan yang kuat.
Pertumbuhan tersebut tidak hanya tercermin dari peningkatan kredit di sektor Perbankan, tetapi juga dari peningkatan penyaluran pembiayaan di Perusahaan Pembiayaan dan peningkatan jumlah Single Investor Identification (SID) di sektor Pasar Modal.
Kegiatan edukasi dan inklusi keuangan serta pelindungan konsumen terus diperkuat melalui beragam kolaborasi dengan seluruh pemangku kepentingan guna meningkatkan kepercayaan masyarakat terhadap industri jasa keuangan.
Perkembangan Sektor Perbankan
Data sektor Perbankan menunjukkan pertumbuhan positif baik pada penyaluran kredit maupun penghimpunan dana. Kredit perbankan di wilayah OJK Kediri posisi Januari 2024 tumbuh 5,21 persen (yoy) menjadi sebesar Rp84,29 triliun yang didominasi oleh penyaluran kredit pada UMKM sebanyak 60,57 persen dari total kredit.
Kualitas kredit masih terjaga dengan rasio NPL gross sebesar 2,07 persen yang menunjukkan penurunan dibandingkan dengan periode yang sama tahun sebelumnya. Penyaluran kredit dan/atau pembiayaan di wilayah kerja OJK Kediri masih didominasi kepada 3 (tiga) sektor ekonomi utama.
Yaitu Perdagangan Besar dan Eceran sebesar 24,60 persen, Bukan Lapangan Usaha Rumah Tangga (kepemilikan rumah, kepemilikan flat atau apartemen, kepemilikan ruko atau rukan, kepemilikan kendaraan bermotor, dan kepemilikan peralatan rumah tangga) sebesar 23,49 persen, dan Industri Pengolahan sebesar 18,16 persen.
Sementara itu pertumbuhan Dana Pihak Ketiga (DPK) posisi Januari 2024 tumbuh sebesar 8,66 persen (yoy) atau menjadi sebesar Rp101,87 triliun. Berdasarkan jenisnya, pertumbuhan DPK didominasi oleh tabungan dan deposito masing-masing sebesar 63,19 persen dan 24,71 persen.
Pada Januari 2024, kinerja industri BPR/BPRS yang berkantor pusat di wilayah kerja OJK Kediri berada dalam kondisi terjaga dengan permodalan yang solid pada Capital Adequacy Ratio (CAR) sebesar 48,69 persen, tingkat ketersediaan likuiditas yang memadai tercermin dari cash ratio sebesar 12,59 persen dengan rasio LDR/FDR sebesar 75,47 persen.
Perkembangan Sektor Pasar Modal
Tingkat inklusi Pasar Modal di wilayah kerja OJK Kediri terus menunjukkan pertumbuhan positif tercermin dari pertumbuhan jumlah Single Investor Identification (SID) yang mencapai 18,96 persen (yoy) menjadi 506.040 SID. Peningkatan jumlah investor masih didominasi oleh investor saham sebesar 21,76 persen (yoy), diikuti oleh investor Surat Berharga Negara (SBN) yang meningkat sebesar 18,52 persen (yoy), dan investor Reksadana yang meningkat sebesar 17,72 persen (yoy).
Tren nominal transaksi dan kepemilikan saham pada Januari 2024 (yoy) masing masing meningkat sebesar 0,95 persen (yoy) meskipun kepemilikan saham pada Januari 2024 (yoy) menurun sebesar 1,08 persen (yoy). Peningkatan transaksi saham tersebut sejalan dengan tren penguatan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG).
Tercatat kinerja IHSG pada penutupan perdagangan Januari 2024 ditutup di level 7.207,94 atau menguat 6,38 persen lebih tinggi dari pencapaian Januari 2023 yang berada di level 6.839. Penurunan kepemilikan saham disebabkan pada tahun 2023 terdapat beberapa emiten melakukan buyback saham.
Perkembangan Sektor Industri Keuangan Non-Bank
Pada sektor perasuransian, pendapatan premi sektor asuransi jiwa di wilayah kerja OJK Kediri selama triwulan II 2023 sebesar Rp473,16 miliar atau turun sebesar 5,13 persen (yoy). Namun demikian pada periode yang sama, pendapatan premi untuk asuransi umum mencapai Rp217,68 miliar atau meningkat 62,09 persen (yoy). 5,07% penurunan pendapatan premi asuransi jiwa sebesar 5,13% disebabkan oleh menurunnya premi dari produk asuransi jiwa unit link.
Hal tersebut sejalan dengan diterbitkannya Surat Edaran Otoritas Jasa Keuangan Nomor 5/SEOJK.05/2022 tentang Produk Asuransi yang Dikaitkan dengan Investasi (SEOJK PAYDI) di mana OJK meminta Perusahanan asuransi untuk melakulan evaluasi penyaluran asuransi PAYDI serta OJK mendorong industri asuransi.
Agar lebih mengedepankan penjualan produk-produk asuransi yang mengutamakan proteksi atas risiko dibandingkan dengan produk asuransi yang lebih fokus kepada pengembalian imbal hasil investasi seperti PAYDI.
Nilai outstanding piutang Perusahaan Pembiayaan posisi Desember 2023 mencapai Rp6.147 miliar atau tumbuh sebesar 7,62 persen (yoy). Peningkatan piutang Perusahaan Pembiayaan diiringi dengan peningkatan pembiayaan bermasalah sehingga berdampak terhadap peningkatan profil risiko Perusahaan Pembiayaan dengan rasio Non Performing Financing (NPF) gross sebesar 4,23 persen yang meningkat dibandingkan periode tahun sebelumnya Desember 2022 sebesar 3,22 persen.
Total aset Lembaga Keuangan Mikro di wilayah kerja OJK Kediri mengalami peningkatan pada kuartal 2 tahun 2023 sebesar 0,87 persen (yoy) atau mencapai Rp117,03 miliar. Hal tersebut sejalan dengan pertumbuhan pembiayaan LKM yang tercatat meningkat sebesar 5,07 persen (yoy) menjadi sebesar Rp80,88 miliar. Sampai dengan Desember 2023, jumlah Lembaga Keuangan Mikro (LKM) di wilayah Kantor OJK Kediri berjumlah 11, yang terdiri dari tujuh LKM Konvensional dan empat LKM Syariah (Bank Wakaf Mikro).
Layanan Konsumen Sektor Jasa Keuangan
Sebagai upaya pelindungan konsumen, OJK Kediri menyediakan layanan Konsumen berupa pemberian maupun penerimaan informasi, konsultasi, maupun pengaduan masyarakat terkait sektor jasa keuangan. Sampai dengan Februari 2024, OJK Kediri telah menerima permintaan layanan konsumen sebanyak 188 layanan yang meliputi 115 surat pengaduan, 62 permintaan konsultasi dan informasi melalui walk in serta 11 melalui telepon.
Tiga besar topik pengaduan yang disampaikan antara lain perihal restrukturisasi/relaksasi kredit/pembiayaan (50 pengaduan), data SLIK (46 pengaduan), dan Penolakan Pelunasan Kredit/Pembiayaan Dipercepat (28 pengaduan). Berdasarkan klasifikasi industri, sebagian besar pengaduan yang diterima berasal dari konsumen sektor Perbankan (52,13 persen) dan sektor perusahaan pembiayaan (23,94 persen). Sampai dengan Februari 2024, OJK Kediri telah menerima dan menyelesaikan permintaan SLIK yang tercatat sebanyak 1406 layanan.