KEDIRI – Kejuaraan Seni Pecut Samandiman digelar dalam rangkaian Hari Jadi Kota Kediri ke- 1.143 mengusung tema Bangkit Bareng, Sabtu (23/07) bertempat di Kawasan Wisata Goa Selomangleng. Acara digelar selama dua hari hingga 24 Juli, kategori kelas anak-anak dan dewasa. Dalam sambutannya, Wali Kota Kediri Abdullah Abu Bakar dengan seni pecut menjadikan budaya sebagai pemersatu bangsa. Pada kesempatan tersebut juga diserahkan Sertifikat Hak Kekayaan Intelektual (HAKI) kepada M. Hanif selaku Ketua Paguyuban Pecut Samandiman
Disampaikan Zachrie Ahmad, Kepala Dinas Kebudayaan Pariwisata Pemuda dan Olahraga (Disbudparpora) Kota Kediri, bahwa kejuaraan seni pecut ini diikuti 128 peserta dan terbuka untuk umum. “Seni Pecut ini merupakan rangkaian Hari Jadi Kota Kediri. Bahwa Pecut Samandiman merupakan kekayaan intelektual, kita kenalkan kepada seluruh tanah air. Bahwa seni pecut berasal dari Kota kediri, memiliki panjang antara 3,5 meter hingga 10 meter. Yang dinilai terkait menggerakkan atau tehnik membunyikan pecut. Dengan kategori peserta, usia 10-15 tahun untuk putra putri dan dewasa untuk putra putri,” terangnya.
Adapun turut meramaikan acara ini, diikuti peserta hingga Timika Papua, Bontang dan Kutai Kalimantan juga sejumlah peserta dari sejumlah kota di Pulau Jawa. Sebelum membuka kejuaraan, Wali Kota mendapatkan cinderamata berupa hiasan kepala Burung Cendrawasih. “Pada kesempatan yang berbahagia ini akhirnya kita bisa mengadakan Kejuaraan Seni Pecut Samandiman di Kota Kediri. Dari zaman dulu, pecut menjadi budaya sehingga kami beserta seluruh komunitas khususnya para seniman pecut. Menggagas bagaimana kalau diadakan festival atau kejuaraan seni pecut,” ungkap Abdullah Abu Bakar.
Mungkin di setiap daerah memiliki beragam bentuk pecut, namun acara digagas Wali Kota Kediri sebagai bentuk sosialisasi dan telah didaftarkan agar tidak diakui negara lain. “Pecut ini telah kami daftarkan dan semoga menjadi tontonan yang positif. Merupakan kewajiban kita semua untuk melestarikan budaya seni pecut. Saat ini mungkin hanya membunyikan, namun ke depan saya harapkan bisa digelar membuat pecut dan kemudian bermunculan para pengrajin,” harap wali kota.
Ucapan terima kasih disampaikan M. Hanif, Ketua Paguyuban Pecut Samandiman dikonfirmasi disela-sela kejuaraan. “Bahwa sejak tahun 2017 hingga sekarang, menjadi dasar penilaian Wiroso, Wirogo dan Wiromo. Mulai dari kostum yang dikenakan, saat membunyikan pecut harus trengginas dan iramanya harus mengikuti gerakan lagu,” jelas Hanif.