KEDIRI – Tahun Baru Imlek merupakan perayaan terpenting orang Tionghoa. Perayaan tahun baru imlek dimulai pada hari pertama bulan pertama di penanggalan Tionghoa dan berakhir dengan Cap Gi Meh pada tanggal ke-15 pada saat bulan purnama.
Malam tahun baru imlek dikenal sebagai Chúxī yang berarti “malam pergantian tahun”. di Negeri Tiongkok, adat dan tradisi wilayah yang berkaitan dengan perayaan tahun baru Imlek sangat beragam. Namun, kesemuanya banyak digelar berbagai acara diantaranya perjamuan makan malam pada malam tahun baru, serta penyulutan kembang api.
Menjelang perayaan tersebut, terlihat para umat di Kediri, menggelar sembahyang Sung Sen di Kelenteng Tjoe Hwie Kiong Kediri. Sembahyang tersebut, bertujuan mengantarkan dewa dewi melaporkan amal manusia selama setahun kebelakang pada langit atau Tuhan.
“Kami Sembahyang Sung Sen untuk mengantarkan dewa ke langit untuk melaporkan yang kita lakukan sehari-hari oleh dewa dapur dilaporkan ke langit,” jelas Ketua Yayasan Tri Dharma Kelenteng Tjoe Hwie Kiong Kediri Prayitno Sutikno.
Selain menggelar doa, mereka juga melakukan kerja bakti berupa pembersihan altar sebanyak 17 altar dan hampir 50 patung.
“Yang paling kecil 20 cm tingginya paling besar 80 cm ada yang dari kayu dan batu,” kata Prayitno.
Beberapa rangkaian imlek diantaranya juga digelar sembahyang tutup tahun dan dilanjutkan sembahyang buka tahun.
“Pada Februari nanti kita sembahyang menyambut dewa dewi turun dan sembahyang tolak bala, serta dilanjutkan sembahyang kepada Tuhan, puncaknya sembahyang bulan purnama pertama,” jelasnya.
jurnalis : Kintan Kinari Astuti