KEDIRI – Seiring gagalnya Persedikab Kediri lolos Liga II, dikabarkan orang nomor satu di Kabupaten Kediri yang juga Ketua Umum Persedikab Kediri, Hanindhito Himawan Pramana. Kini mengincar sejumlah nama untuk mengisi jabatan dalam manajemen Bledug Kelud. Nama yang santer didengar adalah mantan trio Persik Kediri yang menghantarkan tim Macan Putih juara Liga II dan lolos Liga I.
Nama pelatih telah kantongi lisensi A, Budiarjo Thalib, Beni Kurniawan dan Hendra Setyawan dulu menjabat manager dan asisten manager. Menggandeng SMP Negeri 2 dan SMA Negeri 8, menjadikan Persik saat itu didominasi pemain lokal mampu Juara Liga III dan berlanjut Juara Liga II. “Kami siap jika tenaga kami masih dibutuhkan,” terang Hendra Setyawan saat dikonfirmasi Sabtu (12/03) malam.
Bangun Tim Kediri Menang

Sementara Beni Kurniawan memilih tidak berkomentar namun dirinya juga sependapat bila memang dibutuhkan, akan melakukan hal yang sama saat menggelola Persik Kediri. Lalu bagaimana dengan Coach Budiarjo Thalib?
“Saya sejak awal sebenarnya ingin melatih Persedikab Kediri. Kemudian mendapat tawaran melatih di Persik Kediri. Saya tunggu telepon dari Mas Bupati, maka saya bakal datang secepatnya,” terangnya.
Coach Budi Jo demikian sapaan akrabnya juga mengaku sedih atas tidak lolosnya Persedikab ke Liga II. Bahwa menurutnya, kualitas dan kemampuan pemain lokal Kediri bila dilatih dengan benar, mampu menjadi pemain berkelas. “Ini dulu kami lakukan di Persik Kediri, kami serius membangun tim dan mengutamakan para pemain lokal,” jelasnya.
Lalu berapa kontrak yang diminta? Coach Budi Jo mengaku pasrah dengan Bupati Kediri. Menurutnya sepak bola sudah menjadi bagian hidupnya apalagi mampu menjadikan pemain lokal mampu bermain di liga profesional. Isu yang beredar, Coach Tony Ho mendapatkan nilai kontrak dan gaji yang tidak sedikit. Salah satu manajemen Persedikab saat dikonfirmasi enggan membuka jumlah uang yang diterimanya. “Jika ditotal tidak sampai 900 juta, kontrak termasuk gaji serta sejumlah fasilitas yang dia minta,” ungkapnya, mewanti-wanti agar identitasnya jangan disebut.
editor : Nanang Priyo Basuki