KEDIRI – Menindaklanjuti harapan warga terdampak pembangunan jalan tol di wilayah Kelurahan Mojoroto. Dikabarkan pada Selasa besok akan digelar pertemuan bertempat di kantor kelurahan dengan mengundang perwakilan warga. Namun yang menjadi pertanyaan, hingga berita ini diturunkan sejumlah Ketua RT mengaku belum tahu bahkan belum mendapatkan undangan resmi.
“Saya baru dapat kabar, jika besok ada pertemuan terkait pembahasan kompensasi kepada warga terdampak jalan tol. Namun saya tidak diundang dan tidak mendapatkan undangan. Kabarnya hanya khusus para ketua RW dan Tiga Pilar Kelurahan Mojoroto,” ungkap salah satu ketua RT, menduga pertemuan tersebut sengaja dirahasiakan, dalam aduanya Senin (17/02).
Diberitakan sebelumnya, saat digelar pertemuan antara warga dengan pihak kontraktor PT. Lancarjaya Mandiri Abadi (LMA). Warga menggeluhkan kebisingan dan polusi, getaran dari pemancangan paku bumi dikuatirkan merusak rumah mereka, terutama pada bangunan berusia tua dan tanpa struktur beton yang kuat.
Puluhan warga memang secara khusus diundang pihak Kelurahan Mojoroto, karena sebelumnya muncul wacana bakal menggelar aksi. Dalam pertemuan digelar Jumat kemarin di Balai Kelurahan Mojoroto.
Salah satu warga terdampak, Heru, meminta agar kompensasi tidak hanya berupa materi. Tetapi juga mencakup fasilitas lain seperti tes kesehatan gratis, terutama bagi lansia yang terdampak.
Keluhan lain datang dari Beni. Meski dia menyatakan mendukung proyek strategis nasional tersebut. Namun pekerjaan berlangsung hingga malam, terdengar suara genset terus berdengung dan bau solar menyenggat, sangat menggangu lingkungan tempat dia tinggal.
“Kami mendata 21 rumah terdampak, tapi yang disurvei sampai saat ini hanya tiga rumah. Batas penerima kompensasi juga tidak jelas. Jika rumah sebelah tidak dapat, padahal berdempetan, bukankah itu bisa menimbulkan masalah?,” keluh Beni.
Sementara itu, Jumadi, warga RT 53, menyoroti dampak langsung dari pemancangan paku bumi yang berpotensi membahayakan rumah-rumah lama. Ia meminta agar pelaksana proyek lebih memperhatikan keselamatan warga.
Terkait keluhan ini, Alfi selaku humas mewakili PT. LMA bakal memberikan kompensasi namun saat ini masih dalam tahap pembahasan.
“Kesepakatannya masih belum ada, perlu dibentuk tim terlebih dahulu dari pihak kelurahan,” ucapnya.
Pihak LMA berencana mulai tanggal 21 Februari bakal menyalurkan bantuan sembako. Selain akan digelar pertemuan rutin tiap minggu bersama tim satgas. Untuk mendengarkan laporan dan keluhan dari warga agar segera ada tindak lanjut.
Penjelasan disampaikan Lurah Mojoroto, Achmad Koharudin, saat dikonfirmasi membenarkan. Bahwa pihak PT LMA melalui tim humas telah berjanji memberikan kompensasi berupa sembako. Selain itu, akan dibentuk Posko Satgas Aduan untuk menampung keluhan warga dan menindaklanjuti perbaikan kerusakan rumah akibat proyek.
“Pendataan awal sekitar 360 KK. Warga memang juga meminta dipekerjakan, tetapi hingga saat ini baru beberapa yang diterima sebagai tenaga keamanan. Permintaan tenaga non-skill dari warga sudah kami teruskan ke PT LMA,” jelas Koharudin.
jurnalis : Nanang Priyo Basuki - Sigit Cahya Setyawan