KEDIRI – Rabu (25/6) sore, Lapangan Ngronggo berubah menjadi panggung akbar perjuangan. Sebanyak 1.000 penari dari berbagai penjuru daerah menari serempak dalam pertunjukan kolosal bertajuk “Besan Jaranan Nganeni”.
Gerakan demi gerakan mereka bukan sekadar tarian, tapi simbol kuat perlawanan terhadap bahaya narkoba, dalam rangka memperingati Hari Anti Narkotika Internasional (HANI) 2025.
Ribuan pasang mata menyaksikan irama yang tak hanya menghibur, tapi juga menyentuh nurani. Di balik tabuhan gamelan dan denting angklung, terselip pesan moral mendalam: budaya adalah benteng, dan seni adalah senjata untuk menyelamatkan generasi.
Digelar di Sanggar Ronggo Adiwiyasa NSAC, acara ini lahir dari kolaborasi Kelurahan Ngronggo, BNN Kota Kediri, serta berbagai komunitas seni dari Kota dan Kabupaten Kediri, Tulungagung hingga Bojonegoro. Semangat mereka satu: menjaga masa depan dari jerat narkoba.
Wali Kota Kediri, Vinanda Prameswati melalui Sekretaris Daerah Bagus Alit, mengingatkan. Bahwa narkoba ibarat “tiket sekali jalan”. Sekali terjerumus, sulit kembali. Karena itu, ia menyerukan kepada generasi muda untuk tidak sekadar menjauhi, tapi juga menolak sejak dini.
“Jangan biarkan rasa penasaran jadi awal kehancuran. Narkoba bukan solusi, melainkan awal kehampaan,” pesan tegas Mbak Wali.
Senada dengan itu, Kepala BNN Kota Kediri, Yudha Wirawan, menyampaikan bahwa kondisi darurat narkoba masih menjadi luka terbuka di negeri ini. Namun, melalui gerakan kultural seperti ini, masyarakat diajak berperan aktif. Bukan hanya sebagai penonton, tapi sebagai pelaku perubahan.
“Pencegahan bisa lewat banyak cara, dan seni budaya adalah salah satu yang paling menyentuh. Kami akan terus hadir lewat edukasi dan sosialisasi, terutama bagi anak-anak muda,” ujar Yudha.
Lurah Ngronggo, Heru Sugiarto, yang menjadi penggerak utama kegiatan ini, menyebut bahwa pertunjukan ini telah menjadi agenda tahunan sejak 2020. Tahun ini, pelaksanaan dimajukan sehari karena penyesuaian agenda pemerintah kota.
“Dengan tema ‘Melalui Seni Budaya, Kita Wujudkan Generasi Tanpa Narkoba’, kami libatkan semua kalangan, mulai anak-anak TK, pelajar SD, remaja, hingga orang tua dan lansia. Semuanya menyatu dalam harmoni yang menggetarkan,” jelas Heru.
Dari barisan penari, tampak dua siswi SDN Ngronggo 6, Lala dan Dinda, dengan senyum sumringah meski sedikit grogi. Mereka telah berlatih sejak April, dibimbing oleh kakak-kakak Karang Taruna.
“Kadang takut lupa gerakan, tapi senang banget bisa tampil bareng teman-teman,” ujar keduanya bersamaan.
Pertunjukan ini bukan hanya perayaan, tapi juga pernyataan: bahwa Kota Kediri tak akan tinggal diam. Dengan seni sebagai bahasa yang universal, masyarakat menyampaikan bahwa generasi masa depan harus bebas dari cengkeraman narkoba.
Pemerintah Kota Kediri berharap inisiatif ini dapat menjadi inspirasi bagi kota-kota lain. Sebab saat budaya dan kepedulian menyatu, pesan kebaikan akan selalu menemukan jalan pulangnya.
jurnalis : Anisa Fadila