KEDIRI – Program makan bergizi gratis merupakan janji kampanye Prabowo-Gibran saat pemilihan presiden 2024. Program ini awalnya bernama makan siang gratis, namun kini berubah menjadi Makan Bergizi Gratis (MBG). Kegiatan ini menyedot Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) sebesar Rp71 triliun di tahun 2025.
Demi sukseskan kegiatan ini, mulai dilakukan sosialisasi di wilayah Kediri. Melalui Sarjana Penggerak Pembangunan Indonesia (STTI), merupakan satuan tugas di bawah Badan Gizi Nasional (BGN), bertempat di Makodim 0809, Kamis (09/01).
Ahmad Gunawan, Koordinator STTI Kediri Raya, menjelaskan bahwa program ini akan dimulai secara bertahap.
“Sementara dapur yang sudah siap untuk pelaksanaan tanggal 13 Januari ada tiga. Satu di Kayen kidul dan dua di Pare,” jelasnya.
Untuk sementara masih ada 12 anggota STTI yang bertugas pelaksanaan program ini. Untuk tahap awal, dijelaskan Gunawan, mampu untuk mencukupi 54 sekolah yang akan menerima program MBG ini.
Hal tersebut juga mempertimbangkan jarak yang bervariasi dari dapur atau disebut satuan pelayanan pemenuhan gizi yang mana berjarak hingga 5 kilometer di Pare dan 10 kilometer di Kayen Kidul.
“Kami berharap para sekolah dan instansi terkait bersinergi mendukung program nasional ini,” jelasnya.
Gunawan menambahkan, jika tahapan MBG ini masih terus dalam proses dimana Kota Kediri juga belum jelas kapan pelaksanaannya. Melalui Komandan Kodim 0809 Kediri, Letkol Inf. Ragil Jaka Utama sebagai pendamping program MBG didapat penjelasan.
“Sementara masih tiga SPPG di Kabupaten Kediri itu sudah 90%. Kota Kediri masih belum namun di Makodim mulai didirikan SPPG Kota Kediri yang kini progress nya masih 10%,” ujarnya.
Sementara itu, Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Kediri, Mokh. Muhsin, menyambut baik implementasi program MBG di Kabupaten Kediri. Dimana dirinya hadir dalam penandatanganan MoU antara sekolah dan SPPI.
“Kami menyiapkan data penerima manfaat telah disiapkan berdasarkan nama dan alamat anak dari tingkat PAUD/TK, SD, SMP, SLB, hingga SMA. Untuk tahap awal, diperkirakan ada 3.000 hingga 3.500 siswa penerima manfaat di masing-masing kecamatan,” jelasnya.
Muhsin berpesan agar sekolah yang belum menerima program MBG bersabar dan yang sudah menerima segera menyiapkan tempat transit makanan sebelum didistribusikan kepada para siswa.
jurnalis : Sigit Cahya Setyawan