KEDIRI – Penuh optimis, Eko Satriyo .N selaku Manager Lapangan PT. Bukaka Teknik Utama selaku pengerja Jembatan Bandar Ngalim menyampaikan sejauh ini tidak ada kendala dan didukung cuaca.
Dia pun berkeyakinan bahwa tepat Hari Proklamasi, jembatan menghubungkan wilayah Kecamatan Mojoroto dan Kecamatan Kota di Kota Kediri ini, bisa dilewati untuk kendaraan roda dua.
Disampaikan Eko saat ditemui di lokasi pembangunan jembatan, bahwa saat ini telah mencapai 93% dan sudah tahap penyelesaian akhir. “Kurang 7% dalam tahap penyelesaian oprit jembatan. Menghubungkan antara jalan dengan sisi jembatan baik dari sisi timur dan barat,” jelasnya, Kamis (03/08).
Setelah menyambung, kemudia dipasang plat dan dilanjutkan pengecoran memakan waktu 7 hari. “Setelah 7 hari pengecoran, baru kita lakukan pengaspalan kira-kira tanggal 10 hingga 12 Agustus. Butuh waktu 2 – 3 diteruskan EJ, Expantion Join. Pengepasan pada sambungan jembatan,” terangnya.
Setelah semua tuntas, kemudian melakukan pengerjaan arsitektural. “Kita beri hiasan pada jembatan dan trotoar namun itu sambil jalan. Tidak bisa terburu-buru karena pekerjaan arsitektural supaya hasilnya bagus,” ungkap Eko.
Terkait target diberikan Walikota Kediri, Abdullah Abu Bakar agar bisa dilintasi bagi pengendara roda dua?
“Kalau kita tanggal 17 Agustus itu tetap optimis bisa dibuka. Cuma istilahnya kita terbatas, buka hanya untuk kendaraan kecil seperti motor. Untuk kendaraan besar belum bisa, karena harus melalui proses pengujian beban jembatan. Kalau bisa lolos dan layak untuk dioperasikan, baru bisa dibuka untuk umum,” jelasnya.
Dipastikan Jembatan Bandar Ngalim akan lebih besar dan lebih lebar dibanding bangunan sebelumnya.
“Jalan di sisi barat itu sudah kita tarik lurus. Jembatan tidak ada penyempitan di situ. Cuma di sisi timur ini kan memang jalannya lebih lebar, jadi jembatannya hanya kelihatan lebih sempit daripada jalannya. Kita bangun sesuai dengan lahan yang ada, yang jelas lebih besar dan lebih lebar daripada jembatan yang lama,” ungkap Eko.
Jurnalis : Oktavian Yogi Pratama Editor : Nanang Priyo Basuki