KEDIRI – Manajemen Persik Kediri menggelar sarasehan di Persik Store (15/02). Dengan mengundang perwakilan komunitas suporter setia tim berjuluk Macan Putih, perwakilan media, panitia pelaksana (panpel), serta mantan ketua umum Persikmania.
Dalam pertemuan ini, dua isu utama menjadi sorotan yakni pencarian tanggal pasti hari lahir Persik Kediri serta langkah mengembalikan gairah suporter di Stadion Brawijaya.
Direktur Persik Kediri, Souraiya Farina, menegaskan bahwa acara ini menjadi bagian dari upaya manajemen untuk membawa Persik lebih maju sekaligus membangun kembali hubungan dengan suporter.
“Sebagai klub profesional kami punya visi yang jelas membawa klub ini menjadi lebih upgrade. Ini juga bagian dari bagaimana agar suporter bisa kembali hadir ke Stadion Brawijaya. ,” ujarnya.
Selama ini, hari lahir Persik Kediri belum memiliki tanggal pasti, hanya diketahui bahwa klub berdiri pada tahun 1950. Diungkapkan Farina belum pernah ada perayaan ulang tahun Persik sejak tahun 1950.
Perwakilan suporter, Ahmad Balo, menekankan pentingnya riset mendalam agar penetapan tanggal lahir Persik memiliki dasar yang kuat.
“Hari ini sebaiknya kita buka buku dulu, cari riset terdahulu sebagai dasar pengambilan keputusan. Manajemen, suporter, tim riset, sejarawan, budayawan, hingga pemerintah daerah harus terlibat,” ucapnya.
Mantan Ketua Umum Forum Komunikasi Suporter Persik (FKSP), Hendri Ego, juga menegaskan bahwa pencarian tanggal ini harus dilakukan secara cermat. Dirinya pun pernah mencari tapi belum membuahkan hasil.
“Perlu waktu yang lama untuk riset. Jika memang sudah ada dasar yang kuat maka tidak masalah ditetapkan. Jangan sampai blunder di kemudian hari,” ujarnya.
Selain membahas sejarah klub, diskusi juga menyoroti minimnya kehadiran suporter di Stadion Brawijaya musim ini. Tri Widodo mengungkapkan bahwa harga tiket sudah pernah disesuaikan, namun animo suporter tetap rendah.
“Kami pernah menurunkan harga tiket jadi Rp50 ribu saat lawan Semen Padang, tapi tetap saja sepi. Cuma big match yang ramai seperti PSS, Persis, Persebaya, dan mungkin nanti lawan Persija,” katanya.
Balo mengakui bahwa fenomena ini tak hanya terjadi di Kediri, tetapi juga di berbagai daerah. “Gairah suporter sejak awal musim memang pudar. Tak hanya di Kediri, Bonek saja juga mengalami hal yang sama,” ujarnya.
Sementara itu, Hendri Ego menilai bahwa daya tarik tim sangat bergantung pada kualitas pemain. Selain itu Macan Putih harus memanfaatkan laga kandang untuk mencari kemenangan agar menarik minat supporter.
“Harus ada upgrade pemain. Jika tim diperkuat pemain berkualitas, pasti animo suporter juga meningkat. Contohnya Persis Solo, ketika terancam degradasi, mereka melakukan perombakan, dan akhirnya suporter mereka datang ke Kediri kemarin sampai 3.000 orang,” jelasnya.
Menurut sesepuh Persikmania itu faktor utama supporter sepi adalah prestasi dari klub itu sendiri. Jika di laga kandang selalu menang maka euforia masyarakat jadi tergugah.
Sarasehan ini menjadi langkah awal Persik untuk menemukan hari lahir dimana masih akan dilakukan riset mendalam sebagai upaya pencarian kapan waktu yang pasti Persik Kediri lahir.
jurnalis : Sigit Cahya Setyawan