KEDIRI – Motif pembunuhan di Goa Jegles akhirnya diketahui, karena patah hati meski antara korban dan pelaku. Pelaku inisial TLM masih berusia 16 tahun, warga Kecamatan Gedangsewu Pare.
Tega membunuh Indriana Yusi Lestari berusia 15 tahun, warga Dusun Sumber Pancur RT. 41 RW. 10 Desa / Kecamatan Kepung cukup keji. Terdapat 12 luka tusukan di perut dan dada, juga luka di kepala karena benturan
Hal ini disampaikan AKP Fauzy Pratama, Kasat Reskrim Polres Kediri saat menggelar jumpa per di Mako Polres Kediri, Jumat (29/12). Atas perbuatannya, TLM dijerat Pasal 340 junto 338 subsider pasal 80 ayat 3 junto 76C UU nomor 17 tahun 2016 tentang perlindungan anak. “Peristiwa pembunuhan di Goa Jegles terjadi pada 22 November kemarin, sekira pukul 19.30 wib,” terangnya.
Dihadapan petugas, pelaku mengaku sakit hati karena merasa memiliki hubungan dekat dengan korban. Saat keduanya berada di Goa Jegles, korban mendapatkan telepon dari laki-laki lain.
“Pada saat di TKP, korban menerima telpon dari laki-laki. Lalu ketika ditanya itu siapa? korban menjawab seperti tidak memiliki beban kemudian terjadi cekcok,” jelasnya
Pelaku mengaku sejak awal sudah berniat untuk melukai IYL. Hal ini diperkuat ketika meminjam sepeda motor dan telah menyelipkan pisau di dalam jok sepeda motor.
“Jadi ketika mereka janjian, pelaku meminjam motor milik temannya. Ketika mau berangkat dia memasukkan pisau itu ke jok motor. Hasil penyidikan kami, pisau itu digunakan untuk melukai,” terang AKP Fauzy
Hasil otopsi pada tubuh korban memperlihatkan bahwa ada beberapa kali luka tusuk di perut dan dada. Selain itu, pelaku juga melukai kepala korban dengan membenturkannya ke jalan beton cor
“Berdasarkan hasil otopsi ada 12 tusukan di perut dan di dada. Kemudian kepala ada 15 titik luka yang diakibatkan kekerasan benda tumpul. Berdasarkan hasil otopsi luka di kepala karena pelaku membentur benturkan secara keras ke lantai cor,” terangnya
Meski berhasil mengamankan pelaku kurang dari 24 jam, namun Kasat Reskrim mengakui ada kesulitan karena tidak mendapatkan keterangan apapun dari keluarga atau orang terdekat korban. Seperti diakui orang tua korban, memang Indri dikenal tertutup dan tidak pernah menceritakan apapun terjadi kepada keluarganya.
Jurnalis : Wildan Wahid Hasyim Editor : Nanang Priyo Basuki