KEDIRI – Ada produksi pembuatan tempe dalam sehari mencapai 40 kg, lokasi pemancingan lele terbuka untuk umum saat hari libur, peternakan ikan dan kambing. Selain itu, di lokasi berada di kawasan Gunung Klotok ini, tepatnya di Jalan Selomangleng Kelurahan Pojok Kecamatan Mojoroto. Juga terdapat lahan pertanian dengan beragam tanaman diantaranya terong dan kangkung. Itulah gambaran tempat diberi nama Edukasi LAKULI SAE. Merupakan kepanjangan dari Lapas Kulon Kali Sarana Asimilasi dan Edukasi, saat kami kunjungi di akhir pekan.
Ini merupakan bentuk inovasi dilakukan Lembaga Pemasyarakatan Klas IIA Kota Kediri sebagai bentuk pemberian bekal dan penghasilan kepada Warga Binaan Pemasyarakatan (WBK). “Tahun 2020 mulai pembangunan mini agro wisata ini sampai sekarang secara bertahap. Kita juga melihat kemampuan dana dan ini terus berproses. Diberi nama Lapas Kulon Kali Sarana Asimilasi dan Edukasi, disingkat LAKULI SAE,” jelas Suhartono selaku PLH Kasi Kegiatan Kerja.
Wujudkan Mini Agro Wisata
Meski hanya berkisar Rp. 1,5 juta sebulan, keuntungan yang didapat terutama dari penjual lele, tempe dan sayuran. Namun, terang Suhartono, bahwa warga binaan ini juga mendapatkan upat. “Lumaya bisa buat ditabung dan beli rokok. Pagi mereka kita jemput dan sore sekira pukul 16.00 wib, kita pulangkan ke Lapas,” terangnya.
Rencana ke depan, juga akan belajar ayam bertelur dan kegiatan lainnya dengan mendatangkan tenaga ahli. “Mewujudkan agro wisata mini, perlu dikelola dengan baik dan kami berencana mendatangkan tenaga ahli. WBK ini adalah penghuni lapas yang telah separo menjalani masa hukuman dan punya niatan mempersiapkan diri saat kembali berbaur ke masyarakat,” imbuh Suhartoyo. Sedikitnya terdapat 15 orang berstatus WBK saat ini aktif bekerja sepanjang waktu dan tidak menggenal hari libur.