KEDIRI – Udara dini hari di Kota Kediri, Jumat (13/06), terasa berbeda. GOR Jayabaya Kota Kediri menjadi saksi bisu momen penuh haru ketika 220 jamaah haji Kloter III tiba kembali di tanah kelahiran. Di antara kerinduan yang telah lama terpendam, Wakil Wali Kota Kediri, KH. Muhammad Qowimuddin Thoha, atau yang akrab disapa Gus Qowim, dengan sigap menyambut para tamu Allah tersebut, memastikan kesehatan dan keselamatan mereka terjaga.
Senyum dan syukur menyelimuti wajah Gus Qowim yang turut memantau kondisi barang bawaan jamaah.
“Alhamdulillah, seluruh jamaah dalam keadaan sehat secara umum. Barang bawaan juga aman, InsyaAllah,” ujarnya penuh lega.
Meski begitu, perjalanan panjang dari tanah suci tak lepas dari kelelahan. Tiga jamaah sempat memerlukan penanganan medis, bahkan satu di antaranya harus dirujuk ke RSUD Gambiran untuk perawatan lebih lanjut.
Satu per satu, penumpang turun dari bus dengan langkah yang penuh rasa syukur. KH. Zubadus Zaman Thoha, Pengasuh Pondok Pesantren Al-Ishlah Bandar Kidul, menjadi yang pertama menginjakkan kaki di bumi Kediri dan memimpin doa dengan khidmat—sebuah simbol kesyukuran yang menyentuh hati.
Kepala Kantor Kementerian Agama (Kemenag) Kota Kediri, HA. Zamroni, S.Ag, tak bisa menyembunyikan rasa syukurnya. Ia menyampaikan bahwa seluruh rangkaian pelaksanaan ibadah haji bagi jamaah asal Kediri berjalan lancar sejak awal hingga mereka kembali dalam keadaan selamat.
“Mulai dari persiapan keberangkatan di Surabaya, hingga kembali ke tanah air hari ini, semua berjalan sesuai harapan. Meskipun ada beberapa tantangan selama di tanah suci, itu semua adalah bagian dari perjalanan spiritual,” jelasnya.
Zamroni juga menyoroti adanya beberapa dinamika akibat penerapan kebijakan baru dari Pemerintah Arab Saudi. Namun, ia memuji kinerja Pemerintah Kota Kediri dan tim medis dari Dinas Kesehatan yang selalu sigap mendampingi jamaah dalam setiap tahap perjalanan.
“Segala tantangan bisa diatasi berkat sinergi semua pihak. Bahkan saat sempat terjadi kekhawatiran soal armada bus, keterlambatan hanya berlangsung sekitar 30 menit. Ini pencapaian luar biasa,” pungkasnya penuh apresiasi.
jurnalis : Nanang Priyo Basuki