KEDIRI – Dipastikan bukan kasus pembunuhan, atas meninggalnya kakak beradik warga Desa Rembang Kecamatan Ngadiluwih ditemukan telah membusuk di rumahnya, Minggu (05/01) pagi.
Kedua korban, Femala Purwiko Sari (44) dan Yuyen Febriyana Sari (42), diketahui meninggal, setelah salah satu tetangga mencium bau busuk saat mencari rumput di sekitar rumahnya. Mendapat laporan, Kapolsek Ngadiluwih AKP Agung Saifudin bersama anggota segera mendatangi lokasi kejadian.
“Ditemukan dua perempuan di dalam kamar. Tidak ada tanda kekerasan berdasarkan hasil pemeriksaan fisik luar oleh Inafis maupun poliklinik,” jelas Kapolsek.
Kapolsek menambahkan, dari keterangan warga sekitar, kedua korban memiliki riwayat depresi dan pernah menjalani perawatan di rumah sakit jiwa.
“Tiga bulan lalu mereka sudah dibawa ke RSJ Pekalongan dan dinyatakan sembuh, namun mungkin kambuh kembali,” ungkap AKP Agung.
Ia juga memastikan bahwa tidak ada indikasi bunuh diri. Berdasarkan kondisi tubuh, korban diduga sudah meninggal lebih dari lima hari.
Kepala Desa Rembang, Edi Nur Santosa, mengungkapkan, bahwa kedua warganya sepengetahuannya tertutup dan jarang berinteraksi dengan masyarakat. Bahkan, upaya bantuan dari pemerintah desa sering kali ditolak.
“Kami pernah berusaha memberikan bantuan beras, tetapi mereka tidak mau membuka pintu, bahkan keluarga pun sulit masuk. Semua menunggu dibuka dari dalam,” ujar Edi.
Menurut Edi, korban berasal dari keluarga yang cukup berada. “Mereka sarjana, yang satu lulusan Unair dan yang lain ITS. Dulu terkenal pintar sebelum mengalami depresi. Mereka punya sawah, tetapi pengelolaannya diserahkan kepada keluarga,” tambahnya.
Kerabat korban, Yuyun, menjelaskan bahwa perubahan perilaku kedua korban dimulai sejak ibunya diketahui bernama Ida meninggal pada 2003, disusul pernikahan Joko, merupakan ayah kandungnya yang keduakalinya di tahun 2009.
“Mereka tidak setuju bapaknya menikah lagi hingga akhirnya menutup diri. Bahkan bapaknya sendiri tidak diperbolehkan masuk rumah. Tahun 2022 bapaknya meninggal karena diabetes mereka seakan tidak peduli” tutur Yuyun.
Yuyun juga mengungkapkan bahwa keduanya sempat bekerja di luar kota sebelum akhirnya kembali ke rumah keluarga dan menjadi semakin tertutup.
“Mala dulu kerja di Surabaya, Yuyen di Bandung. Tapi setelah pulang, mereka jadi seperti ini. Mala punya riwayat asam lambung akut keluarga lebih sering interaksi dengan Yuyen,” katanya.
Tidak Ada Catatan Gangguan Jiwa
Terkait kematian kakak beradik ini diduga karena depresi, pihak Pemerintah Kabupaten Kediri melalui dr. Bambang Triyono selaku Kabid Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Dinas Kesehatan, disampaikan. Bahwa kedua korban tidak mengalami gangguan jiwa hal ini dibuktikan dengan tidak ada catatan medis.
“Info sementara kedua korban tidak termasuk dalam kasus gangguan jiwa Puskesmas,” ungkap dr. Bambang Triyono.
Meski demikian, pihaknya masih tengah menunggu sebab kematian korban dari pihak kepolisian.
“Informasi yang kami dapat, keduanya cenderung tertutup dengan orang lain,” jelasnya.
Sementara Plt Kepala Dinas Sosial Ariyanto, belum mengetahui apakah kedua korban merupakan penerima bantuan sosial atau tidak. “Kami belum tahu,” tuturnya.
jurnalis : Sigit Cahya Setyawan - Kintan Kinari Astuti