KEDIRI – Berpenampilan diam namun bukan berarti menjaga jarak, ramah dan selalu cekatan. Apalagi bila terjadi permasalahan di wilayah kerjanya sebagai Bhabinkamtibmas Kelurahan Pakelan. Inilah Aipda Beni Martyudi Prasetiya, memutuskan berkarier tahun 2000 di Kepolisian sebagai Bintara. Meski sempat mengenyam kuliah hingga semester 4 di Universitas Merdeka Madiun Jawa Timur, akhirnya ditinggalkan.
Meski terlihat lelah usai menggelar acara pembagian masker bersama Satlantas Polres Kediri Kota dan Tiga Pilar Kelurahan Pakelan. Dia pun berkenan saat berbagi kisah selama bertugas sebagai anggota Polri.
“Awalnya ada kasus mentok milik salah satu warga membuat kotor di lingkungan. Karena dibiarkan berkeliaran kalau tidak salah ada 5 atau 6 ekor. Meninggalkan kotoran dimana-mana, akhirnya pemiliknya dipanggil. Setelah musyawarah sepakat untuk dijual,” ucapnya.
Polri Harus Mampu Adaptasi

Namun tak satupun berniat membeli, akhirnya dia bersama lainnya sepakat membeli mentok tersebut. “Namun setelah dibeli bingung mau diapakan, akhirnya kita serahkan ke warga untuk di masak. Lalu kita berikan uang 200 ribu kepada pemiliknya. Makanya saya sempat dijuluki Pak Bhabinkamtibmas mentok,” kenangnya sambil tersenyum
Kenapa memutuskan masuk Kepolisian, Aipda Beni mengidolakan Ir. Soekarno, Presiden RI Pertama bergelar insinyur. “Tahun 1998 terjadi resesi ekonomi, secara pribadi saya harus mempunyai keputusan untuk membantu orang tua. Akhirnya saya tinggalkan bangku kuliah, memutuskan mengikuti Pendidikan di Kepolisian,” terangnya.
Pernah berdinas sebagai Anggota Sabhara, kemudian menjadi Sespri selama tiga tahun, setelah itu pindah Unit Identifikasi Satreskrim Polres Kediri Kota selama dua tahun. Menjadi penyidik pembantu di Polres Kediri Kota, lalu pindah ke Polsek Kota.
“Pindah ke Sat Intelkam Polres Kediri Kota. Tahun 2015 diberi amanah Bhabinkamtibmas Kelurahan Setonogedong, tahun 2019 Bhabinkamtibmas Kelurahan Pakelan sampai sekarang,” jelasnya. Mampu beradaptasi kunci utama saat dirinya bekerja.
Bangga Berseragam Polri

Dikalangan anak-anak muda Kelurahan Pakelan, Mas Beni demikian akrab disapa, merupakan teman bermain saat diskusi dan tidak pelit dalam berbagi ilmu menyelesaikan masalah. Selain taat beribadah, dia merasakan kebanggaan berseragam Polri.
“Semua masalah saya utamakan menyelesaikan musyarawah untuk mufakat. Setiap manusia memiliki keterbatasan, harus sering-sering sinau bareng dengan siapapun untuk memecahkan setiap permasalahan. Seperti wabah pandemi ini, kita dituntut tidak banyak bicara. Namun wujudkan gotong royong dengan kegiatan positif dan sesuai anjuran pemerintah,” tegas Bhabinkamtibmas Pakelan.
Mas Beni dilahirkan 29 Maret 1979, dari pasangan orang tua Suprijatini dan Sujoto. Hasil pernikahannya dengan Retno, telah dikaruniai dua orang anak, Pembayun dan Prabu. (kin/kdr)