KEDIRI – Kecamatan Mojoroto, Kota Kediri, kembali menggelorakan semangat pelestarian budaya lewat gelaran Kediri Battle Culture Art: Festival Sendratari Dewi Songgolangit, Sabtu (28/6/2025). Panggung yang dibangun di halaman Kantor Kecamatan Mojoroto itu tidak hanya jadi ajang unjuk kebolehan seni, namun juga ladang subur bagi tumbuhnya tunas-tunas muda di dunia budaya.
Ada yang berbeda tahun ini. Dari delapan grup sendratari yang tampil, lebih dari separuh pesertanya adalah anak-anak dan pelajar di bawah usia 18 tahun. Regenerasi pelaku seni bukan lagi sekadar wacana, melainkan telah mewujud dalam gerak, gemulai, dan semangat para peserta muda yang menghias panggung budaya.
Camat Mojoroto, Bambang Tri Lasmono, menegaskan bahwa festival ini sejalan dengan arahan Wali Kota Kediri, Vinanda Prameswati, yang mengajak seluruh masyarakat untuk menjaga dan merawat warisan budaya sebagai pondasi karakter bangsa.
“Melalui seni dan budaya, kami ingin membentuk karakter anak-anak kami agar kuat menghadapi tantangan zaman, tanpa kehilangan akar budi pekerti. Budaya bukan sekadar hiburan, tapi jalan pendidikan moral dan identitas,” ucap Bambang.
Festival ini pun menjadi momen bersejarah. Untuk pertama kalinya, lomba sendratari Dewi Songgolangit digelar secara terbuka, tidak hanya diikuti oleh peserta dari Kecamatan Mojoroto, tetapi juga dari Kecamatan Kota dan Kecamatan Pesantren. Kolaborasi dengan Forum Anak Kecamatan Mojoroto turut memperkuat peran anak muda dalam panggung budaya ini.
Ketua panitia, Luthfi Manfaluti, mengungkapkan bahwa pergeseran dominasi dari peserta dewasa ke kalangan pelajar adalah langkah sadar untuk menciptakan kesinambungan tradisi.
“Biasanya sendratari identik dengan seniman dewasa. Tahun ini kami balikkan komposisinya, anak-anak yang tampil, orang tua yang menonton dan memberi dukungan. Ini semangat regenerasi,” katanya.
Festival ini merupakan edisi ke-6 dalam format battle culture, namun tahun ini menjadi tonggak awal penyelenggaraan Festival Sendratari Dewi Songgolangit.
Melihat antusiasme yang tinggi dari peserta dan penonton, Kecamatan Mojoroto berencana menjadikannya agenda tahunan yang tak hanya menghibur, tetapi juga mendidik dan mengakar di hati generasi muda.
Seni bukan hanya warisan, tapi juga janji masa depan. Di tangan anak-anak Mojoroto, budaya bukan sekadar cerita lama—melainkan kisah yang terus hidup dan menari di panggung zaman.
jurnalis : Sigit Cahya Setyawan