KEDIRI – Acara peringatan Tahun Baru Islam 1 Muharram yang digagas Pemerintah Kota Kediri bersama Pengurus Cabang Nahdlatul Ulama (PCNU) Kota Kediri mendadak menuai sorotan. Bukan karena substansi kegiatannya, melainkan kemunculan flayer berisi ajakan donasi uang yang mencantumkan nomor rekening pribadi Kepala Dinas Perdagangan dan Perindustrian (Disperindag) Kota Kediri, Wahyu Kusuma.
Keganjilan ini langsung memicu keresahan, terutama di kalangan pelaku UMKM yang merasa keberatan diminta donasi berupa uang untuk kegiatan pemerintah.
“Kalau diminta bantu makanan atau minuman ringan untuk acara, kami tidak keberatan. Tapi kenapa harus donasi uang dan malah dikirim ke rekening pribadi kepala dinas?” ungkap salah satu pelaku UMKM kepada redaksi kediritangguh.co.
Bahkan Ketua PCNU Kota Kediri, KH. Abu Bakar Abdul Jalil sebagai penggagas acara, turut menyatakan keterkejutannya.
“Saya sendiri heran. Kenapa ada permintaan donasi apalagi uang, yang ditujukan ke rekening pribadi Pak Wahyu?” ujarnya saat dikonfirmasi, Jumat (20/6).
Ketika dimintai konfirmasi, Wahyu Kusuma tak bersedia memberikan pernyataan langsung. Ia hanya mengirimkan pesan singkat melalui aplikasi perpesanan, “Kita koreksi tidak ada donasi uang,” tulisnya singkat, tanpa memberi penjelasan lebih lanjut.
Sebelumnya diberitakan, Pemkot Kediri bersama PCNU akan menggelar acara doa bersama menjelang pergantian tahun hijriyah pada 26 Juni mendatang, bertempat di halaman Balai Kota Kediri mulai pukul 15.30 WIB. Kegiatan ini diproyeksikan dihadiri oleh ribuan jamaah dari berbagai elemen masyarakat.
Gus Ab sapaan akrab KH. Abu Bakar Abdul Jalil menjelaskan, bahwa kegiatan ini sebelumnya rutin digelar di Masjid Agung Kediri. Namun akibat pandemi dan perbaikan jembatan, lokasi pelaksanaan sempat berpindah ke Aula Al Muktamar Lirboyo. Tahun ini, pihak Pemkot mengusulkan agar acara kembali digelar di ruang terbuka, yakni di halaman balai kota.
Namun nuansa spiritual yang semestinya menyatu dalam semangat 1 Muharram kini justru dibayangi dengan aroma tak sedap dari praktik penggalangan dana yang tidak transparan. Kejelasan tentang mekanisme donasi dan urgensi pencantuman rekening pribadi dalam flayer resmi acara publik kini menjadi pertanyaan besar bagi publik, yang menuntut klarifikasi dan pertanggungjawaban terbuka dari pihak berwenang.
jurnalis : Nanang Priyo Basuki